Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023, 2 dari 100.000 anak positif diabetes tipe 1. Angka ini menunjukkan kenaikan yang signifikan sejak tahun 2000 yang hanya 0,004 dari 100.000.
Salah satu faktor penyebabnya adalah konsumsi gula yang berlebihan. Meskipun, gula sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, namun mengonsumsinya lebih dari batasan yang dianjurkan berpotensi meningkatkan risiko diabetes.
Lalu, berapa batas makan gula per hari untuk anak ya, Moms? Artikel berikut akan membahas mengenai hal tersebut. Selain itu, juga tentang dampak negatif konsumsi gula berlebih dan tips mengontrol asupan makanannya.
Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Dampak Negatif Jika Anak Kelebihan Gula
Menurut The National Health Service (NHS) UK, mengonsumsi gula bebas (free sugar) secara berlebihan memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh. Gula bebas ini berbeda dengan gula alami yang terdapat dalam susu, buah, dan sayuran.
Apa yang dimaksud gula bebas? Jenis gula ini termasuk yang paling banyak dikonsumsi, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Gula bebas adalah gula yang ditambahkan ke makanan atau minuman.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang menggunakan gula tambahan, antara lain biskuit, cokelat, yoghurt beraroma, sereal sarapan, dan minuman bersoda. Gula dalam makanan tersebut sengaja ditambahkan, baik oleh koki atau produsen makanan itu sendiri.
Apabila si Kecil mengonsumsi makanan-makanan dengan tambahan gula bebas secara berlebihan maka bisa mengakibatkan banyak masalah kesehatan. Beberapa masalah yang dialami anak-anak seperti berikut.
Kerusakan Gigi
Anak-anak yang mengalami kerusakan gigi biasanya disebabkan oleh konsumsi gula bebas yang berlebihan ya, Moms. Mereka umumnya mengonsumsi beberapa jenis makanan, seperti permen, cokelat, kue, biskuit, sereal sarapan manis, selai, madu, smoothie buah, dan buah kering.
Mengonsumsi makanan tersebut secara terus menerus bisa menyebabkan gigi berlubang, keropos, hingga patah. Kondisi ini dikarenakan pH (keasaman) di mulut meningkat sehingga memicu gigi berlubang, yaitu kondisi awal kerusakan gigi.
Meningkatnya Berat Badan
Selain kerusakan pada gigi, konsumsi gula bebas berlebih juga bisa menyebabkan peningkatan berat badan secara signifikan. Pasalnya, asupan kalori dalam tubuh meningkat, tapi tidak diimbangi dengan pembakaran kalori.
Akibatnya, kalori tersebut menumpuk hingga menjadi timbunan lemak dalam tubuh sehingga berat badan naik ya, Moms. Anak-anak yang memiliki berat badan berlebih akan berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan lainnya.
Contoh penyakit akibat berat badan berlebih adalah serangan jantung, kanker, dan diabetes tipe 2. Jenis-jenis penyakit tersebut termasuk penyakit kronis yang apabila tidak dicegah dan ditangani dengan baik akan menyebabkan kematian.
Mudah Lelah
Anak-anak yang mudah merasa lelah ketika sedang beraktivitas sehari-hari bisa mengindikasikan konsumsi gula berlebih dalam tubuh. Alasannya, metabolisme energi dalam sistem pencernaan mereka menjadi tidak optimal. Hasilnya, tubuh menjadi mudah lelah, terutama saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Itulah tiga dampak negatif konsumsi gula bebas berlebihan pada anak ya, Moms. Sebagai orang tua, Moms perlu mencegah anak dari mengalami berbagai masalah kesehatan tersebut.
Berapa Batas Makan Gula Per Hari untuk Anak?
Segala sesuatu yang terlalu banyak atau terlalu sedikit memang kurang baik, terutama mengenai konsumsi gula dalam tubuh ya, Moms. Pasalnya, baik kekurangan maupun kelebihan gula dalam tubuh bisa memberikan banyak masalah kesehatan.
Oleh karenanya, ada batasan anak-anak mengonsumsi gula per hari yang perlu Moms ketahui.
Menurut The National Health Service (NHS) UK, berikut adalah batasan konsumsi gula setiap orang sesuai dengan umur.
- Orang dewasa tidak boleh mengonsumsi lebih dari 30 gram gula bebas sehari (kira-kira setara dengan 7 gula batu).
- Anak-anak usia 7–10 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 24 gram gula bebas sehari (6 gula batu).
- Anak-anak berusia 4–6 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 19 gram gula bebas sehari (5 gula batu).
- Anak usia 4 tahun tidak memiliki batasan pedoman konsumsi gula bebas, namun sangat dianjurkan untuk tidak memberikan makanan dengan kandungan gula bebas.
Itulah batasan-batasan konsumsi gula per hari bagi setiap anak berdasarkan usianya. Perbedaan usia tersebut memang memengaruhi kebutuhan gula dalam tubuh. Alasannya, semakin dewasa maka aktivitasnya juga semakin banyak.
Hasilnya, kebutuhan tubuh akan energi juga semakin meningkat. Sumber energi dalam tubuh ini salah satunya dari konsumsi gula, terutama gula alami yang didukung gula bebas sesuai dengan batasan konsumsi yang dianjurkan.
Selain itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam lamannya menyebutkan batasan konsumsi gula pada anak adalah 50 gram atau 4 sendok makan gula.
Batasan ini dibuat sesuai kebutuhan gula dalam tubuh anak dan mencegah konsumsi gula berlebih yang memicu obesitas. Pasalnya, anak menderita obesitas atau berat badan berlebih di Indonesia angkanya terus meningkat sejak tahun 2013.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Kadar Gula Pada Nasi.
Tips Mengontrol Asupan Gula Pada Makanan Anak
Alih-alih tidak memberikan asupan gula sama sekali pada si Kecil untuk mencegah dari dampak negatifnya, Moms justru perlu mengontrol konsumsinya. Cara paling efektif untuk mengontrol asupan gula adalah dengan mengatur jenis makanannya.
Cara-cara yang bisa Moms lakukan seperti berikut.
Mengenalkan Literasi Gizi pada Anak
Melansir laman Kemendikbud, mengontrol asupan gula pada makanan anak bisa dilakukan dengan mengenalkan literasi gisi. Sebagai orang tua, Moms bisa mendampingi sekaligus mengajarkan si Kecil untuk membaca secara detail informasi nilai gizi pada makanan.
Cara ini sangat efektif untuk mengetahui nilai gizi sekaligus kandungan gula dalam setiap makanan. Moms, pastikan anak memilih jenis makanan yang kadar gulanya tidak melebihi batas konsumsi yang dianjurkan.
Melalui literasi tersebut, anak-anak akan menghitung sekaligus mengingat banyaknya gula tambahan yang sudah dikonsumsi dalam sehari. Hasilnya, mereka akan berlatih untuk mengontrol konsumsi gula yang ia perlukan.
Mendampingi Anak Memilih Makanan Kemasan
Makanan kemasan umumnya mengandung gula tambahan yang sangat tinggi. Kondisi ini mengharuskan peran Moms sebagai orang tua untuk tetap mendampingi si Kecil memilih makanan yang mereka inginkan.
Moms bisa menyarankan untuk memilih makanan yang kandungan gulanya sesuai dengan batasan konsumsi anak. Selain itu, juga bisa menunjukkan nilai gizi yang terkandung didalamnya.
Memperbanyak Konsumsi Real Food
Real food adalah makanan yang bersumber dari alam atau yang belum melalui proses pengolahan yang banyak. Beberapa contohnya adalah buah-buahan segar dan sayuran yang bebas dari tambahan bahan kimia, pemanis buatan, dan pengawet.
Makanan yang asli dari alam tersebut memang lebih baik dibandingkan yang sudah diolah, terlebih ultra process food. Makanan yang telah melalui proses manufaktur biasanya telah mendapat tambahan gula, garam, dan pengawet dalam jumlah yang tinggi.
Hasilnya, bisa memicu berbagai masalah kesehatan apabila rutin dikonsumsi oleh anak-anak. Oleh karenanya, Moms perlu mengurangi memberikan makanan ultra process food pada anak.
Hindari Konsumsi Makanan Kemasan
Makanan kemasan yang umumnya dijual di pasaran merupakan jenis-jenis makanan yang sudah diolah sedemikian rupa, sehingga kurang baik untuk dikonsumsi. Pasalnya, jenis makanan ini biasanya sudah melalui proses pengolahan yang sangat banyak.
Hasilnya, sudah tidak ada lagi nutrisi yang terdapat di dalamnya. Alih-alih mengandung nutrisi, makanan kemasan justru biasanya mengandung tinggi gula, garam, dan pengawet. Meskipun, dalam kemasannya tertulis bahwa bahan yang digunakan adalah alami.
Apa akibatnya jika anak kebanyakan gula dengan mengonsumsi makanan kemasan? Perlu Moms ketahui bahwa si Kecil berpotensi mengalami diabetes, kegemukan, dan berbagai masalah kesehatan yang lain.
Itulah 4 tips mengontrol asupan gula pada makanan anak. Lalu, kapan anak boleh makan gula ya, Moms? Anak-anak sebenarnya bebas mengonsumsi gula untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh, namun dalam jumlah yang dianjurkan.
Tapi, melansir laman NHS UK, anak usia 4 tahun ke bawah sangat disarankan untuk mengonsumsi gula alami. Gula yang berasal dari nasi, buah-buahan, dan sayuran ini lebih aman dikonsumsi dibanding gula bebas yang terdapat dalam makanan kemasan.
Apabila si Kecil mengalami kesulitan makan atau nafsu makannya menurun maka Moms bisa memberikan Vitummy. Madu herbal dengan ekstrak bahan alami, seperti buah pepaya, bawang putih, temulawak, temu hitam, dan rasa jeruk sangat bermanfaat bagi si Kecil.
Sebab, formula Selenium Silver Pro yang ada di dalamnya membantu meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuhnya. Memberikan Vitummy secara rutin bisa mendukung anak untuk makan-makanan real food ya, Moms.
Yuk, dapatkan produknya sekarang juga melalui website resminya di www.maduvitummy.id!