Dalam satu tahun terakhir, pencarian tentang hepatitis pada bayi dan anak menjadi salah satu topik masalah kesehatan yang paling banyak dicari oleh masyarakat Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh kemunculan kasus hepatitis akut misterius atau acute hepatitis unknown aetiology pada anak, yang muncul sejak April 2022 di Eropa, Amerika Utara, dan Asia, termasuk Indonesia.
Melansir dari CNN Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia atau World health Organization (WHO) telah mencatat lebih dari 650 kasus hepatitis akut pada anak di dunia sejak april 2022 hingga saat ini.
Di Indonesia sendiri, pada tanggal 11 Mei 2022, telah ada sekitar 5 anak yang meninggal dunia akibat dari hepatitis akut yang dilaporkan dari DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera.
Meski demikian, moms harus tetap tenang dan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar si kecil dan keluarga terbebas dari risiko penyakit hepatitis.
Sebenarnya, bukan hanya hepatitis akut, namun ada juga beberapa jenis hepatitis yang sering menyerang anak-anak, terutama bayi. Lantas, apa saja jenis hepatitis pada bayi? Berikut adalah penjelasannya.
Jenis Jenis Hepatitis
Melansir dari laman Hermina Hospital, ada lima jenis utama virus hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun, dari kelima virus tersebut, terdapat dua jenis virus hepatitis yang kerap menyerang bayi dan anak-anak. Kedua virus tersebut adalah virus hepatitis A dan hepatitis B.
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Infeksi ini kerap disebut juga sebagai penyakit peradangan hati dan tergolong ke dalam penyakit akut yang jarang mengalami proses berkelanjutan.
Infeksi ini dapat menular dengan sangat mudah melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus hepatitis A.
Umumnya, penyakit hepatitis ini jarang menimbulkan kondisi fatal, namun pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan gagal fungsi hati.
Sedangkan pada ibu hamil, penyakit ini dapat memicu kelahiran prematur dan kerusakan pada hati bayi.
Hepatitis B
Melansir dari jurnal kesehatan Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, tentang prevalensi infeksi virus Hepatitis B pada bayi dan anak yang dilahirkan ibu dengan HBsAg positif, menyebutkan bahwa penyakit Hepatitis B merupakan penyakit menular serius yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV).
Hepatitis B ini telah menjadi penyakit epidemi atau penyakit yang dapat menular dengan sangat cepat melalui darah, air mani, serta cairan tubuh yang terkontaminasi oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini telah menimbulkan banyak korban di dunia.
Ada sekitar 1,2 juta orang di Amerika dan 2 miliar orang di dunia terinfeksi virus HBV. Kebanyakan korban tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi virus HBV sehingga lebih dari 686.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi dari HBV, termasuk kanker hati.
Di Indonesia sendiri, prevalensi Hepatitis B mencapai 9,4%, atau sekitar 23 juta penduduk Indonesia pernah terinfeksi Hepatitis B.
Artinya, setiap 1 dari 10 penduduk Indonesia pernah terinfeksi oleh virus HBV ini. Dengan demikian, Negara Indonesia termasuk ke dalam negara dengan endemisitas HVB tertinggi kedua setelah negara Myanmar.
Pahami yang lainnya yuk, Kenali warna urine pada bayi dan artinya.
Gejala hepatitis pada Bayi
Moms, umumnya hepatitis pada bayi dan anak menimbulkan gejala yang berbeda-beda, bahkan pada beberapa kasus, infeksi hepatitis pun tidak menimbulkan gejala apapun sehingga kerap membuat para orang tua sulit untuk mengetahui apakah buah hatinya mengalami hepatitis atau tidak.
Adapun beberapa gejala hepatitis pada bayi yang sering muncul di antaranya adalah:
- Demam
- Kelelahan
- Hilang nafsu makan
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Kulit dan mata menguning
- Sakit otot
Penyebab Infeksi Virus Hepatitis pada Bayi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat lima jenis utama virus hepatitis yang dapat menyebabkan infeksi peradangan hati, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E.
Namun, selain lima jenis utama tersebut, terdapat beberapa virus lain yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan infeksi hepatitis, yaitu:
- Virus herpes simpleks
- Rubella
- Cytomegalovirus (bagian dari keluarga virus herpes)
- Parvovirus
- Virus Epstein-Barr.
- Adenovirus
- Virus varicella zoster atau cacar air. Komplikasi dari virus ini dapat menyebabkan hepatitis namun sangat jarang terjadi pada anak-anak.
- Enterovirus. Ini adalah sekelompok virus yang sering terlihat pada anak-anak. Mereka termasuk virus coxsackie dan echovirus.
Cara Penularan Hepatitis pada Bayi
Moms, ada dua jenis virus hepatitis yang dapat dengan mudah menginfeksi bayi, yaitu virus hepatitis A dan virus hepatitis B.
Penularan Virus Hepatitis A
Virus hepatitis A dapat ditularkan melalui tinja dan menyebar melalui tangan ketika orang yang terinfeksi virus tersebut tidak mencuci tangan dengan bersih setelah ia dari toilet atau setelah ia mengganti popok bayi yang terinfeksi virus hepatitis, kemudian ia menyentuh bayi atau makanan yang akan dikonsumsi oleh bayi.
Virus hepatitis ini berisiko tinggi menyerang bayi karena bayi sering memasukan tangan atau benda apapun ke dalam mulut.
Padahal, bisa saja benda tersebut telah terkontaminasi oleh virus hepatitis A. Jadi, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan air mengalir sebelum memegang si kecil atau memegang benda yang berisiko dipegang oleh si kecil ya moms!
Penularan Virus Hepatitis B
Moms, virus hepatitis B biasanya menular pada saat bayi dilahirkan. Virus ini ditularkan oleh ibu melalui paparan darah atau cairan vagina saat proses persalinan, baik melalui itu persalinan normal maupun caesar.
Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, serta bayi yang lahir dengan kelainan anatomi dan fungsi tubuh berisiko tinggi terkena penularan infeksi virus hepatitis B.
Oleh karena itu, bayi harus dengan sesegera mungkin diberikan vaksin hepatitis B agar tidak mengalami hepatitis kronis. Selain itu, bayi yang tidak divaksin hepatitis B, dapat menularkan virus hepatitis ini pada orang dewasa.
Cara Mencegah Hepatitis pada Bayi
Moms, virus hepatitis sangatlah mudah menyebar. Oleh karena itu, cara yang paling tepat untuk mencegah infeksi hepatitis pada bayi adalah dengan memberikan vaksin hepatitis.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang positif hepatitis, harus diberikan immunoglobulin HBIG dalam kurun waktu 12 jam setelah bayi dilahirkan untuk mencegah hepatitis pada bayi.
Jika memang kondisi bayi saat itu tidak memungkinkan untuk diberikan vaksin, maka biasanya akan diberikan dalam waktu 2 bulan setelah ia dilahirkan. Kemudian, dosis yang tersisa diberikan sekitar 6-18 bulan ke depan.
Vaksin hepatitis ini memiliki manfaat antara lain:
- Mencegah dan melindungi bayi dari penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis.
- Melindungi bayi dari penyakit hepatitis yang berpotensi mengakibatkan penyakit serius.
- Melindungi dan mencegah penularan penyakit hepatitis, baik itu orang yang ada di sekitar bayi atau bayi itu sendiri.
Selain melakukan vaksin, mencegah hepatitis pada bayi juga dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Selalu menjaga kebersihan tangan dan pakaian.
- Mengolah makanan dengan benar, mulai dari membersihkan bahan makanan sampai bersih hingga memasak bahan makanan sampai benar-benar matang.
- Memastikan kebersihan air minum, makan, dan mandi.
- Selalu memilih bahan makanan yang segar untuk mencegah kontaminasi bakteri dan virus.
- Membersihkan kaleng apabila hendak meminum minuman kaleng.
- Memastikan tempat makan dicuci dengan bersih menggunakan sabun anti bakteri sebelum digunakan untuk makan.
Diagnosis Hepatitis pada Bayi
Moms, untuk mendiagnosis penyakit hepatitis pada bayi dan anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan beberapa tes apabila memang diperlukan. Tes-tes tersebut di antaranya:
Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk memeriksa enzim hati apakah meningkat atau tidak. Ketika hati rusak atau terinfeksi, enzim tersebut akan meningkat. Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk memeriksa jenis-jenis virus penyebab hepatitis pada bayi.
Ultrasound
Ketika si kecil didiagnosis terkena hepatitis, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan CT scan atau MRI untuk memeriksa hati secara lebih dalam dan lebih detail.
Biopsi Hati
Selain rangkaian tes di atas, dokter mungkin akan melakukan pengambilan sampel jaringan dari hati si kecil untuk dilihat lebih dekat menggunakan mikroskop. Biopsi ini dapat menentukan tingkat jaringan parut atau fibrosis di hati yang terkena virus hepatitis.
Apakah Hepatitis pada Bayi Bisa Sembuh?
Mengutip dari laman alodokter, hepatitis A dan E yang akut dapat sembuh total dalam kurung waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan hepatitis B, C, dan D, biasanya berkembang menjadi hepatitis kronis dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Hepatitis B akut ini biasanya berlangsung selama 6 bulan, namun gejalanya dapat hilang dengan sendirinya setelah 2-3 minggu.
Perlu diketahui, bahwa meskipun gejalanya sudah hilang dan si kecil sudah terlihat sehat, ia belum seutuhnya terbebas dari virus hepatitis.
Oleh sebab itu, dokter biasanya akan merekomendasikan pasien untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Jika hepatitis B akut ini berubah menjadi Hepatitis B kronis, maka pasien akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengatasi penyebab dan gejala yang muncul.
Selain itu, pengobatan hepatitis B kronis ini sifatnya bukan untuk menghilangkan, namun untuk menekan perkembangan virus dalam tubuh agar kondisi pasien tidak semakin memburuk.
Jadi, ketika si kecil atau siapapun didiagnosis terkena penyakit hepatitis B, jangan pernah disepelekan karena penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan organ hati. Ketika organ hati ini rusak, maka harus dilakukan transplantasi hati.
Untuk itu, daripada mengobati, alangkah baiknya kita melakukan pencegahan dengan melakukan pola hidup sehat dan vaksin sesegera mungkin agar tubuh terhindar dari virus hepatitis.
Itulah informasi tentang penyakit hepatitis pada bayi.
Sangat mengerikan bukan?
Nah, untuk menjaga kesehatan si kecil dan meningkatkan daya tahan tubuhnya agar dapat terhindar dari serangan virus, ajarkan si kecil untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
Selain itu, jangan lupa untuk memberikan si kecil Madu Vitummy setiap pagi dan malam sebelum tidur. Madu Vitummy terbuat dari ekstrak herbal pilihan seperti madu, ekstrak pepaya, ekstrak temulawak, dan ekstrak bawang putih yang dapat memelihara kesehatan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan.