Moms, tubuh membutuhkan asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tak hanya itu, kurangnya asupan gizi dapat mengganggu daya tahan tubuh, gangguan kesehatan, bahkan kematian.
Selain itu, kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama ini dapat menyebabkan berbagai masalah gizi kronis, contohnya adalah marasmus. Lantas, apa itu marasmus?
Yuk, kita ketahui sama-sama.
Baca Juga: Mengenal Cradle Cap, Penyakit kulit Seperti Ketombe pada Bayi
Apa Itu Marasmus?
Marasmus adalah salah satu jenis malnutrisi (kekurangan gizi) atau gizi buruk parah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan protein dan kalori yang parah.
Sebab, tanpa gizi tersebut, tubuh bisa mengalami kekurangan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi vital tubuh dengan normal.
Jika dibiarkan, penyakit marasmus ini dapat menghambat proses pertumbuhan anak, tubuh sangat kurus, memicu gangguan kesehatan yang serius, bahkan kematian.
Marasmus ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada anak-anak di negara berkembang, seperti negara-negara di Asia dan Afrika, termasuk negara Indonesia.
Dilansir dari data Kemenkes RI, Hasil pemantauan status gizi atau PSG pada tahun 2016 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 3,4% balita dengan gizi buruk, dan 14,4% dengan gizi kurang.
Kenali Ciri-Ciri Penyakit Marasmus
Moms, marasmus merupakan kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar.
Gejala utama penyakit ini adalah menurunnya berat badan anak dengan sangat drastis. Anak yang mengalami marasmus cenderung memiliki tubuh yang sangat kurus dan pendek di bawah angka normal tinggi badan seusianya.
Kondisi ini terjadi karena tubuh mengalami kekurangan banyak jaringan lemak di lapisan bawah kulit dan massa otot tubuh dalam jumlah yang besar sehingga penderita penyakit ini akan terlihat sangat kurus.
Tak hanya itu, penyakit marasmus pada anak bisa menghambat perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan gangguan kesehatan lainnya.
Adapun beberapa gejala marumus yang umum dialami anak adalah:
- Diare kronis
- Infeksi saluran pernapasan
- Daya konsentrasi menurun sehingga lambat dalam berpikir
- Mudah marah
- Kulit kering dan kasar
- Rambut rapuh dan rontok
- Tangan tremor atau gemetar
- Merasa sangat lapar
- Perut membesar
Kekurangan gizi yang parah ini bisa membuat anak menjadi letih dan lesu, serta membuat anak jadi mudah marah-marah.
Ketahui Penyebab Marasmus
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa marasmus lebih sering terjadi pada anak-anak di negara-negara berkembang, terutama di daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi.
Pasalnya, angka kemiskinan yang tinggi membuat anak sulit untuk memperoleh asupan makanan yang bergizi karena kurangnya asupan gizi seperti protein, kalori, karbohidrat, dan nutrisi penting lainnya menjadi pemicu utama masalah gangguan gizi.
Selain itu, beberapa hal, seperti produksi ASI ibu tidak cukup karena tubuhnya kekurangan gizi, serta infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit, dapat meningkatkan risiko terjadinya marasmus.
Adapun beberapa penyebab lainnya adalah:
- Kurang asupan kalori
- Gangguan makan
- Kelaparan kronis
- Pasokan air yang terkontaminasi
- Persediaan makanan yang tidak memadai
- Kekurangan vitamin, terutama vitamin A, E, atau K
- Kondisi bawaan lahir
Selain itu, pola makan yang kurang sehat dan tidak seimbang, seperti kurang mengonsumsi buah, sayur, dan protein memicu risiko terkena marasmus.
Cara Mengobati Pasien Marasmus
Moms, pengobatan marasmus harus ditangani secara bertahap karena pengobatan ini berisiko menyebabkan sindrom refeeding atau komplikasi yang bisa mengancam jiwa.
Moms, pengobatan ini harus ditangani secara bertahap, sebab ketika tubuh yang mengalami kekurangan gizi mencoba melakukan boot ulang terlalu cepat, bisa meningkatkan risiko sindrom refeeding.
Sindrom refeeding ini merupakan kondisi yang bisa terjadi akibat pemberian nutrisi yang tidak tepat pada pasien dengan malnutrisi kronis. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, pengidap marasmus perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dan pengawasan medis yang tepat.
Berikut adalah tahapan-tahapan pengobatan penyakit ini:
Tahap Rehidrasi dan Stabilisasi
Pada tahap ini, penanganan difokuskan pada pengobatan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan defisiensi mikronutrien untuk mempersiapkan tubuh dalam menerima asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Kemudian, pada proses stabilisasi, asupan nutrisi akan diberikan melalui mulut atau melalui selang khusus yang disebut nasogastrik.
Tahap Rehabilitasi Nutrisi
Setelah siap menerima asupan nutrisi, tubuh akan mulai dikenalkan kembali dengan beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh, misalnya protein, karbohidrat, dan lemak secara perlahan menggunakan formula cair.
Tahap ini bisa berlangsung selama 2-6 minggu. Selama tahapan ini, pasien akan diberikan makanan oral yang lebih padat dan lebih biasa secara bertahap.
Tindak Lanjut dan Pencegahan
Tindak lanjut dan pencegahan merupakan tahap terakhir dari pengobatan gangguan gizi ini. Pada tahap ini, pasien dan keluarga akan diberikan arahan atau bimbingan tentang pentingnya menjaga asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.
Sebab, gangguan gizi ini bisa kambuh sehingga membutuhkan dukungan keluarga.
Komplikasi yang Disebabkan Marasmus
Moms, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental anak. Adapun komplikasi dari penyakit ini adalah:
- Masalah pada tumbuh kembang anak
- Deformitas dan kerusakan sendi
- Kehilangan kekuatan
- Kehilangan penglihatan dan kebutaan
- Kegagalan atau disfungsi organ
- Tidak sadar dan koma
Mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh merupakan cara utama untuk mencegah risiko marasmus. Dengan begitu, tubuh disarankan untuk mengonsumsi banyak buah dan sayuran segar, biji-bijian, serta protein.
Itulah informasi tentang marasmus. Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang pola asuh atau kesehatan anak, selalu kunjungi laman blog kami pada website maduvitummy.id.
Madu Vitummy merupakan madu yang mengandung ekstrak rempah-rempah pilihan, seperti temulawak, temu hitam, bawang putih, dan pepaya yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah anak dari risiko infeksi cacingan.