Moms, belakangan ini banyak orang yang mencari informasi mengenai anoreksia. Gangguan anoreksia merupakan salah satu hal yang saat ini tidak jarang untuk ditemui di masyarakat.
Nah, sebenarnya apa yang dinamakan anoreksia itu sendiri ya, Moms? Artikel berikut akan menjelaskan secara detail mengenai anoreksia. Selain itu, juga menjelaskan jenis-jenis, penyebab, dan cara mengatasinya.
Mengetahui hal tersebut akan membuat Moms lebih waspada terhadap anoreksia, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang terdekat.
Oleh karena itu, simak di bawah ini ya, Moms!
Apa itu Anoreksia?
Moms, sudah tau belum apa itu anoreksia? Dilansir dari laman FKM BEM UNIMUS, anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan rasa takut berlebihan. Artinya, seseorang merasa takut apabila berat badannya bertambah atau bentuk tubuhnya berubah.
Kondisi ini sering terjadi pada orang-orang yang melakukan diet secara berlebihan. Misalnya adalah orang yang selalu memuntahkan atau mengeluarkan makan yang telah dimakan. Akibatnya, orang tersebut mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis.
Penurunan berat badan memang menjadi obsesi bagi setiap orang yang mengalami gangguan ini. Pasalnya, mereka menginginkan postur tubuh yang kurus yang mana mereka anggap adalah ideal.
Padahal, hal yang dilakukan tersebut dapat mengancam nyawa tanpa mereka sadari. Sehingga, Moms harus memahami mengenai hal ini agar terhindar dan mencegah terjadinya anoreksia.
Namun, perlu Moms ketahui bahwa anoreksia bukan satu-satunya gangguan makan. Seperti menurut American Psychiatric Association dalam laman UKESMA UKM UGM, terdapat tiga penyakit gangguan makan.
Adapun ketiga gangguan makan tersebut, yaitu anoreksia nervosa (AN), bulimia nervosa (muntah dengan sengaja), dan binge eating (kehilangan kontrol untuk makanan).
Itulah jenis-jenis gangguan mental makan yang harus Moms ketahui.
Penyebab Anoreksia
Setelah mengetahui apa itu anoreksia, kini saatnya Moms mengetahui penyebabnya. Berikut beberapa penyebab gangguan mental makan.
Faktor Biologis
Moms, faktor biologis menjadi penyebab utama seseorang mengalami gangguan makan jenis ini. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki keluarga dekat (orang tua atau saudara kandung) dengan riwayat penyakit ini berpotensi lebih besar mengalaminya.
Meskipun, seperti dilansir dalam laman siloam hospitals bahwa belum diketahui secara pasti jenis gen yang terlibat. Akan tetapi, beberapa orang memiliki risiko tinggi terkena anoreksia dikarenakan adanya perubahan genetik.
Baca Juga Yuk!
Itulah yang menjadikan faktor biologis sebagai penyebab utama gangguan makan.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan penyebab kedua anoreksia. Hal ini dikarenakan adanya obsesif-kompulsif yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi sikap dan kepribadiannya. Wujudnya adalah seseorang melakukan diet ketat untuk terlihat sempurna.
Diet ketat tersebut dilakukan dengan menahan rasa lapar. Bahkan, pada beberapa kasus yang lebih parah adalah sampai melewatkan waktu makan. Akibat dari tindakan ini, banyak penderita yang merasa tidak cukup kurus menurut pandangan mereka.
Itulah yang menjadikan faktor psikologis menjadi penyebab gangguan makan.
Faktor Lingkungan
Moms, seperti kita ketahui bahwa lingkungan sering menciptakan konstruksi tersendiri mengenai suatu hal. Salah satunya adalah konstruksi tentang bentuk tubuh ideal. Hal ini menjadikan seseorang merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya.
Itulah yang menjadikan faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab gangguan makan.
Gejala Anoreksia
Moms, anoreksia merupakan gangguan makan yang sebenarnya bisa diidentifikasi secepat mungkin berdasarkan gejala yang ditunjukkan.
Apa saja gejala anoreksia yang paling mudah diidentifikasi? Gejala gangguan makan yang bisa diketahui secara umum sebagai berikut.
Gejala Fisik
Gejala fisik merupakan keadaan fisik yang menjadi tanda-tanda akan timbulnya gangguan makan. Dilansir dari laman siloamhospitals.com, gejala fisik bentuknya sebagai berikut.
- Terdapat kepalan pada buku-buku jari.
- Kondisi gigi yang mudah rusak.
- Susah buang air besar (BAB) yang diiringi nyeri perut.
- Terjadi kerontokan rambut sehingga semakin menipis.
- Rendahnya tekanan darah.
- Tubuh terlihat sangat kurus.
- Sering mengalami insomnia dan kelelahan.
- Warna jari berubah menjadi kebiruan.
- Sering hilang kesadaran dan kepala terasa sangat pusing.
- Tidak teraturnya denyut atau irama jantung.
- Kulit berubah menjadi kekuningan dan sangat kering.
- Tidak mengalami atau tidak teraturnya menstruasi.
- Kaki sering bengkak.
Itulah beberapa gejala fisik gangguan makan (anoreksia).
Gejala Emosional
Selain fisik, gejala lain yang bisa diidentifikasi untuk mengindikasikan adanya gangguan makan adalah gejala emosional. Adapun gejala emosional masih dilansir dari laman yang sama, yaitu siloamhospitals.com adalah sebagai berikut.
- Mencari berbagai alasan untuk melewatkan waktu makan, sehingga tidak makan.
- Suka memberi makanan pada orang lain, berbeda dengan dirinya yang tidak suka makan.
- Tidak suka makan di depan umum.
- Hanya mau mengonsumsi makanan tertentu.
- Menunjukkan reaksi berlebihan ketika mengalami berat badan naik.
- Menimbang berat badan berulang kali untuk mengetahui berat badannya.
- Sering berdiri di depan cermin untuk melihat dirinya sendiri dan selalu merasa tidak percaya diri.
- Sering mengeluhkan berat badan yang dianggapnya berlebihan.
- Sering berbohong mengenai makanan yang telah dikonsumsi.
Itulah beberapa gejala emosional seseorang mengalami gangguan makan.
Cara Mengatasi Anoreksia
Moms, bagaimana sih cara mengatasi anoreksia? Banyak cara mengatasi masalah gangguan makan. Hal ini dapat dilakukan apabila seseorang sudah terlanjur mengalami gangguan ini.
Berikut cara mengatasi anoreksia dilansir dari laman primary hospital.
Memberikan Obat-obatan
Berdasarkan laman primayahospital.com, memberikan obat-obatan merupakan cara mengatasi gangguan makan yang pertama. Hal ini sering dilakukan dengan memberikan antidepresan.
Meski demikian, hasilnya akan lebih maksimal apabila didukung dengan prosedur psikoterapi. Apa itu psikoterapi, Moms? Psikoterapi dapat membantu seseorang mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, membangun kepercayaan diri, dan menjadi lebih sadar diri.
Oleh karena itu, memberikan obat-obatan yang diimbangi dengan psikoterapi merupakan cara mengatasi gangguan makan.
Memberikan Edukasi Nutrisi
Moms, gangguan makan anoreksia memang pada umumnya mengakibatkan kekurangan nutrisi dalam tubuh. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya asupan makanan, sehingga kebutuhan nutrisi dalam tubuh dari makanan pun tidak terpenuhi.
Membiarkan gangguan makan ini secara terus-menerus dapat mengancam kesehatan tubuh. Sehingga, memberikan edukasi nutrisi sangat diperlukan pada penderita gangguan makan. Tujuannya untuk menyadarkan pentingnya nutrisi dalam tubuh.
Memberikan Psikoterapi
Dilansir dari laman primayahospital.com, psikoterapi termasuk cara mengatasi gangguan makan. Hal ini dikarenakan psikoterapi dapat membantu mencegah seseorang mengalami gangguan ini.
Adapun dalam proses penerapannya, psikoterapi sangat membutuhkan bantuan keluarga untuk terlibat langsung dalam mengatasi seseorang yang mengalami gangguan makan.
Berkonsultasi dengan Dokter
Moms, perlu diketahui bahwa anoreksia pada seseorang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Pasalnya, akibat dari gangguan makan ini bisa sampai pada kematian karena kekurangan nutrisi dan gizi.
Oleh karena itu, berkonsultasi dengan dokter bisa menjadi cara terakhir untuk mengatasi gangguan makan.
Mengonsumsi Vitummy sebagai Vitamin Penambah Nafsu Makan
Secara umum, anoreksia merupakan gangguan makan yang dipengaruhi oleh nafsu makan yang kurang. Mengatasi hal ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi Vitummy sebagai vitamin penambah nafsu makan.
Vitummy dibuat dari madu herbal dengan ekstrak temulawak yang dapat meningkatkan nafsu makan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Yuk, dapatkan produk Vitummy sekarang juga melalui website resminya di www.maduvitummy.id!