Gangguan makan adalah kondisi kesehatan mental kompleks yang secara signifikan berdampak pada hubungan seseorang dengan makanan, citra tubuh, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Tapi, apa saja sih gangguan makan yang sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa ya, Moms? Artikel ini membahas berbagai jenis gangguan makan, gejalanya, dan pilihan pengobatannya.
Yuk, simak selengkapnya di bawah ini, Moms!
Mengenal Gangguan Makan
Gangguan makan (eating disorder) adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan pola makan yang tidak sehat dan perilaku yang ekstrem terkait makanan. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental si Kecil.
Gangguan makan sering kali muncul akibat kombinasi faktor tekanan sosial, masalah emosional, riwayat keluarga, dan lingkungan. Berikut detail faktor-faktor yang menyebabkan gangguan makan.
Tekanan Sosial
Lingkungan sekitar, termasuk teman, keluarga, dan masyarakat, sering kali memiliki harapan yang tidak realistis mengenai penampilan fisik. Anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap tekanan ini.
Misalnya, standar kecantikan yang dipromosikan oleh media sosial dapat membuat si Kecil merasa tidak puas dengan penampilannya, bahkan jika ia tidak memiliki masalah berat badan.
Selain itu, media sosial juga berperan besar dalam membentuk citra tubuh. Foto-foto yang diedit secara digital dan iklan produk yang menampilkan model dengan tubuh ideal dapat menciptakan perasaan inadequacy (ketidakcukupan) pada si Kecil. Mereka mungkin merasa perlu untuk menurunkan berat badan atau mengikuti tren diet yang tidak sehat.
Bahkan tidak hanya itu, sebab perundungan terkait penampilan fisik di sekolah atau di lingkungan sosial juga dapat menjadi faktor pemicu. Anak-anak yang mengalami bullying lebih rentan terhadap gangguan makan, karena mereka mungkin menggunakan kontrol makanan sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosional yang ditimbulkan.
Masalah Emosional
Anak-anak dan remaja sering kali menghadapi tekanan akademik, sosial, dan emosional yang dapat menyebabkan stres. Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi pola makan, di mana si Kecil mungkin mulai menghindari makanan sebagai cara untuk merasa lebih berkuasa atau mengontrol hidupnya.
Kecemasan terkait berbagai aspek kehidupan, seperti performa akademik, hubungan dengan teman sebaya, atau masalah di rumah, dapat membuat si Kecil merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Makanan mungkin dijadikan pelarian, baik dengan cara makan berlebihan atau malah menghindari makanan sama sekali.
Depresi dapat mengubah cara seseorang berinteraksi dengan makanan. Beberapa anak mungkin kehilangan selera makan dan mengalami penurunan berat badan, sementara yang lain mungkin mencari kenyamanan dalam makanan, yang berujung pada binge eating. Rasa putus asa dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari juga sering kali menyertai kondisi ini.
Riwayat Keluarga
Ada bukti bahwa gangguan makan dapat memiliki komponen genetik. Jika ada anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung, yang mengalami gangguan makan, si Kecil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya. Ini mungkin disebabkan oleh gen yang memengaruhi pola makan dan respons terhadap stres.
Keluarga juga berperan dalam membentuk kebiasaan makan. Jika orang tua memiliki pola makan yang tidak sehat atau sering berbicara negatif tentang tubuh dan makanan, si Kecil mungkin akan meniru perilaku tersebut. Lingkungan rumah yang tidak mendukung dapat meningkatkan risiko gangguan makan.
Keluarga yang mengalami masalah komunikasi atau memiliki dinamika yang tidak sehat dapat menciptakan ketegangan emosional yang dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan makan. Misalnya, anak-anak yang tidak merasa aman atau dicintai dalam lingkungan keluarga mereka mungkin mencari cara lain untuk mendapatkan perhatian atau merasa lebih baik, termasuk melalui perilaku makan yang ekstrem.
Moms, memahami faktor-faktor penyebab gangguan makan sangat penting untuk mencegah dan menangani masalah ini. Dengan menyadari adanya tekanan sosial, masalah emosional, dan pengaruh riwayat keluarga, kita dapat lebih peka terhadap kebutuhan si Kecil dan memberikan dukungan yang diperlukan.
Jenis-jenis Gangguan Makan
Gangguan makan dalam dunia kesehatan mental dan fisik merupakan kondisi yang sangat kompleks dan beragam. Setiap jenisnya memiliki karakteristik, penyebab, dan dampak yang unik, namun semua dapat memengaruhi kesehatan si Kecil secara signifikan.
Moms, penting untuk memahami bahwa gangguan makan tidak hanya berkaitan dengan pola makan, tetapi juga melibatkan emosi, persepsi tubuh, dan faktor sosial. Mengenali berbagai jenis gangguan kebiasaan makan membantu lebih peka terhadap tanda-tanda yang mungkin muncul pada si Kecil.
Berikut beberapa jenis gangguan yang sering dialami oleh banyak orang.
Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan secara ekstrem, ketakutan yang berlebihan terhadap kenaikan berat badan, dan citra tubuh yang distorsi. Anak-anak dan remaja yang mengalami anoreksia sering kali merasa bahwa mereka terlalu gemuk meskipun kenyataannya mereka mungkin sudah sangat kurus.
Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa adalah salah satu jenis gangguan makan yang ditandai dengan pola makan berlebihan (binge eating) yang diikuti oleh perilaku kompensasi untuk menghindari penambahan berat badan. Gangguan ini sering kali melibatkan kombinasi antara kontrol yang ketat terhadap asupan makanan dan perilaku ekstrem untuk “mengatur” berat badan setelah episodik makan berlebihan.
Binge Eating Disorder (BED)
Binge Eating Disorder (BED) adalah jenis gangguan makan yang ditandai oleh episode makan berlebihan yang sering terjadi tanpa kontrol, di mana individu mengonsumsi makanan dalam jumlah yang jauh lebih besar dari yang biasanya dilakukan orang lain dalam waktu yang sama. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa malu, bersalah, dan stres, serta berpengaruh negatif terhadap kesehatan fisik dan mental.
Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (AFRAID)
Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID) adalah gangguan makan yang ditandai oleh pola makan yang sangat terbatas dan menghindari berbagai jenis makanan. Berbeda dengan gangguan makan lainnya, seperti anoreksia nervosa, ARFID tidak selalu terkait dengan keinginan untuk menurunkan berat badan atau citra tubuh. Sebaliknya, gangguan ini lebih berkaitan dengan ketidaknyamanan atau kecemasan terhadap makanan tertentu.
Ortoreksia
Ortoreksia adalah gangguan makan yang ditandai oleh obsesi yang tidak sehat terhadap makanan sehat dan pola makan yang “bersih.” Meskipun tidak diakui secara resmi sebagai gangguan makan dalam banyak klasifikasi medis, perilaku ini dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental individu.
Moms, banyak anak yang mengalami masalah nafsu makan, yang dapat berujung pada gangguan makan dan memengaruhi pertumbuhan serta kesehatan mereka. Hal ini bisa membuat si Kecil jadi rewel dan tidak nyaman saat waktu makan.
Bayangkan si Kecil yang tampak lemas dan tidak berenergi karena kurang asupan gizi. Momen berkumpul dengan keluarga saat makan pun bisa menjadi tantangan, dan Moms mungkin merasa khawatir tentang kesehatan dan perkembangan anak. Jangan biarkan masalah ini berlanjut!
Berikan Vitummy! Madu herbal dengan ekstrak bahan alami yang dilengkapi formula Selenium Silver Pro dirancang khusus untuk meningkatkan nafsu makan anak dengan bahan-bahan alami yang aman dan efektif.
Dengan Vitummy, si Kecil akan lebih semangat untuk mencoba berbagai makanan, mendukung pertumbuhan dan perkembangannya dengan optimal. Yuk, dapatkan produknya sekarang juga melalui website resminya di www.maduvitummy.id!