Ultra processed food Indonesia saat ini menjadi istilah yang cukup sering didengar, apalagi kalau Moms sangat memperhatikan makanan. Makanan jenis ini sering kali dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, mulai dari obesitas hingga penyakit kronis.
Tapi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan ultra proses food? Yuk bahas pengertian, contoh, sampai bahaya ultra processed food dalam artikel ini.
Apa Itu Ultra Processed Food List?
Moms, pernah dengar istilah ultra processed food? Istilah ini berasal dari sistem klasifikasi makanan NOVA, yang dikembangkan oleh para peneliti di Universitas São Paulo, Brasil. Dalam sistem ini, makanan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
- Makanan segar atau minimally processed (contoh: buah, sayur, daging segar, susu)
- Bahan kuliner yang diproses (contoh: garam, gula, minyak)
- Processed food atau makanan yang diproses (contoh: keju, roti sederhana, ikan kalengan)
- Ultra processed food, yaitu makanan yang sudah mengalami berbagai tahap pemrosesan dan sering mengandung bahan tambahan yang tidak biasa digunakan di dapur rumah.
Biasanya, makanan ini juga diperkaya dengan pengawet, pemanis buatan, perasa buatan, serta pewarna buatan agar lebih tahan lama, punya rasa yang lebih kuat, dan tampilannya lebih menarik.
Salah satu alasan utama kenapa ultra processed food banyak diproduksi adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan makanan yang praktis, cepat saji, dan harganya terjangkau.
Dengan gaya hidup yang serba sibuk dan kurangnya kepedulian terhadap asupan gizi, banyak orang memilih makanan ini sebagai solusi instan.
Sayangnya, banyak dari ultra processed food ini mengandung tambahan gula, garam, lemak, dan bahan kimia lainnya dalam jumlah tinggi, yang jika dikonsumsi terlalu sering bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Kandungan gizinya pun sering kali lebih rendah dibandingkan makanan segar atau minimally processed food. Bahkan, WHO tidak menyarankan untuk mengonsumsi ultra processed food, karena dinilai kurang sehat.
Perbedaan Ultra Processed Food dengan Fast Food dan Junk Food
Banyak orang yang salah kaprah dan mengira kalau ultra processed food, fast food, dan junk food adalah hal yang sama. Padahal, ketiganya punya ciri khas masing-masing, lho. Berikut ini perbedaannya:
- Ultra Processed Food
Ultra processed food mengacu pada makanan yang mengandung lebih dari satu bahan yang jarang ditemukan di dapur rumah.
Contoh ultra processed food terdiri dari makanan siap olah seperti sosis, ham, mi instan, dan lainnya.
- Fast Food
Fast food atau makanan cepat saji merupakan makanan yang disajikan dalam keadaan panas dengan cepat di restoran tertentu, dan hanya butuh sedikit persiapan untuk disajikan.
Makanan ini cocok untuk orang-orang yang sibuk, sedang bepergian, atau terburu-buru. Fast food yang cukup terkenal terdiri dari burger, pizza, fish and chips, ayam goreng tepung, hotdog, sampai kebab.
Berdasarkan studi tahun 2015, fast food cenderung mengandung berbagai zat yang tidak sehat, misalnya gula berlebih, garam, lemak jenuh, lemak trans, dan bahan pengawet.
Meskipun begitu, makanan ini dinilai masih punya beberapa kandungan yang dibutuhkan tubuh, misalnya karbohidrat, lemak, dan sayuran.
- Junk Food
Junk food merupakan jenis makanan yang tinggi lemak tak jenuh, gula, dan garam. Oleh karena itu, junk food biasanya memiliki rasa yang gurih dan dapat membuat seseorang ketagihan untuk mengonsumsinya.
Contoh junk food antara lain keripik kentang, camilan kemasan, minuman kemasan, permen, biskuit, dan lain sebagainya.
Secara umum, perbedaannya adalah ultra processed food menekankan pada tingkat pengolahan yang tinggi. Fast food menekankan pada kecepatan penyajian. Sedangkan, junk food dikonsumsi karena rasanya yang membuat ketagihan.
Baca Juga: Apapun Makananya, Real Food Lah yang Paling Bermanfaat!
Contoh Ultra Processed Food
Sebelum membahas lebih jauh tentang bahaya ultra processed food, Moms perlu tahu dulu, apa saja ultra processed food? Beberapa mungkin sering dikonsumsi sehari-hari tanpa disadari. Berikut ini beberapa diantaranya:
- Es Krim
Es Krim biasanya jadi salah satu makanan favorit si Kecil. Padahal, biasanya bukan cuma susu dan gula, es krim juga mengandung emulsifier, pemanis buatan, dan perasa sintetis supaya teksturnya lembut dan rasanya makin nikmat.
- Ham
Daging olahan ini sering mengandung nitrat/nitrit, pengawet, perasa buatan, dan garam dalam jumlah tinggi untuk memperpanjang umur simpan.
- Sosis
Meskipun berasal dari daging, sosis melalui banyak tahap pengolahan, seperti pencampuran dengan tepung, garam, pengawet, dan perasa tambahan agar lebih enak dan tahan lama.
- Roti
Roti putih atau roti tawar kemasan umumnya dibuat dengan tepung olahan, gula tambahan, dan zat pengawet agar tetap lembut dan awet.
- Sereal
Banyak sereal yang terlihat sehat, tapi sebenarnya sudah melewati proses pengolahan panjang dan ditambahkan gula, pewarna, serta perasa buatan.
- Biskuit
Kebanyakan biskuit di pasaran mengandung tepung olahan, gula tinggi, lemak trans, serta bahan pengawet supaya bisa bertahan lama di rak toko.
- Sup Instan
Sup instan memang praktis, tapi bumbunya mengandung MSG, garam tinggi, dan pengawet yang kalau dikonsumsi terlalu sering bisa memengaruhi kesehatan si Kecil.
- Mi Instan
Mi instan mengandung tepung olahan, minyak yang mengandung lemak trans, dan bumbu kemasan dengan MSG serta pengawet. Meski enak, kandungan gizinya sangat sedikit.
Baca Juga: Makanan yang Tidak Sehat untuk Anak, Kurang-Kurangin, Moms!
Bahaya Ultra Processed Food
Apa yang kita konsumsi berdampak besar bagi kesehatan. Apalagi untuk anak yang masih ada di fase pertumbuhan. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah bahaya ultra processed food, Moms.
Pasalnya, makanan ini seringkali mengandung kadar lemak jenuh, garam, dan gula yang tinggi. Studi penelitian menyebut bahwa semakin banyak ultra processed food yang dikonsumsi, akan semakin buruk kualitas gizi dari pola makan kita secara keseluruhan. Apa saja bahaya ultra processed food?
- Obesitas
Kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang ada di dalam ultra processed food biasanya sangat tinggi, Moms. Bukan cuma itu, kandungan gula yang tinggi juga bisa meningkatkan nafsu makan.
Tak heran, kalau terlalu sering mengonsumsinya, bisa menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan, bahkan berisiko obesitas.
- Masalah Pencenaan
Ultra processed food umumnya rendah serat, padahal serat penting untuk melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, kandungan aditif, pemanis buatan, dan lemak tidak sehat dalam ultra processed food dapat merusak keseimbangan bakteri baik di usus, menyebabkan perut kembung, diare, hingga peradangan usus.
- Mengganggu Perkembangan Otak
Kandungan gula tinggi, pengawet, dan pewarna buatan dalam ultra processed food dapat memengaruhi perkembangan otak anak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahaya ultra processed food yang berlebihan berhubungan dengan gangguan konsentrasi dan daya ingat.
- Risiko Kanker
World Cancer Research Fund menyatakan bahwa meskipun belum ada bukti yang secara definitif menyatakan bahwa bahaya ultra processed food bisa meningkatkan risiko kanker, beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi ultra processed food dengan peningkatan risiko terhadap berbagai jenis kanker, terutama kanker ovarium dan payudara.
- Penyakit Jantung
Bahaya ultra processed food selanjutnya adalah risiko penyakit jantung. Secara keseluruhan, konsumsi ultra processed food yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (CVD) serta penyakit jantung koroner (CHD) di berbagai kelompok studi.
- Risiko Batu Ginjal
Moms, terlalu banyak konsumsi ultra processed food bisa meningkatkan risiko batu ginjal, lho!
Makanan tinggi garam dalam ultra processed food dapat memicu penumpukan kalsium di ginjal, sementara pengawet dan aditifnya bisa mengganggu keseimbangan mineral tubuh.
Ditambah lagi, ultra processed food cenderung rendah serat dan tinggi gula, yang bisa memperburuk kesehatan ginjal.
- Diabetes
Salah satu pemicu diabetes adalah pola makan yang tidak sehat.
Makanan yang mengandung gula berlebihan, lemak jenuh, dan karbohidrat sederhana, seperti yang ada di dalam ultra processed food, dipercaya bisa menyebabkan diabetes.
Moms, sekarang sudah tahu kan betapa banyaknya bahaya ultra processed food bagi kesehatan? Mengurangi konsumsinya dan beralih ke makanan alami yang lebih bernutrisi adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan seluruh keluarga, terutama si Kecil.
Selain itu, dukung daya tahan tubuh dan pencernaan si Kecil dengan Madu Vitummy! Mengandung madu hutan asli serta ekstrak buah pepaya, bawang putih, temulawak, dan temu hitam, Madu Vitummy membantu menjaga kesehatan pencernaan serta meningkatkan daya tahan tubuh. Ditambah dengan rasa jeruk yang segar, si Kecil pasti suka!
Yuk, berikan yang terbaik untuk si Kecil dengan Madu Vitummy!