Si kecil sering melakukan gerak tutup mulut (GTM)? Jangan dibiarkan begitu saja ya, moms!
GTM merupakan salah satu masalah makan pada anak di bawah tiga tahun (batita) yang sering dikeluhkan orang tua saat datang ke dokter anak.
Jika dibiarkan, masalah makan pada anak ini bisa berdampak buruk pada kesehatan dan proses tumbuh kembang.
Sebenarnya, bukan hanya GTM, namun ada banyak masalah makan pada anak yang sering dijumpai oleh para orang tua.
Berikut ini merupakan masalah makan pada anak berdasarkan jenis dan penyebabnya:
Jenis Jenis Masalah Makan Pada Anak
Moms, pemberian makanan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk menunjang dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Namun, pemberian makanan ini tidak selalu berjalan mulus. Ada banyak sekali tantangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh para orang tua dalam memberikan asupan makanan untuk sang buah hati.
Nah, jenisnya, masalah makan pada anak diklasifikasikan menjadi:
Inappropriate Feeding Practice
Dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Inappropriate Feeding Practice merupakan masalah makan yang disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia anak.
Umumnya, kondisi ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai empat cara pemberian makanan yang benar, yaitu tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, penyiapan dan penyajian higienis, dan pemberian makan sesuai dengan tahap perkembangan anak dengan menerapkan aturan makan.
Small Eaters
Small eaters merupakan masalah makan pada anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, padahal feeding rules sudah benar.
Kondisi ini biasanya terjadi saat transisi ke makanan pendamping ASI atau makan mandiri, yaitu sekitar usia 6 bulan hingga 3 tahun.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang, lho!
Food Preference
Masalah makan pada anak ini mencangkup pilih-pilih makan (picky eater) atau penolakan terhadap makanan tertentu, namun masih bisa mengonsumsi minimal satu jenis makanan dari setiap kelompok makanan.
Kondisi ini sebenarnya normal terjadi dalam fase perkembangan anak sebagai proses mekanisme evolusi survival untuk membantu anak menghindari makanan beracun ketika sudah bisa mengonsumsi makanan sendiri tanpa pengawasan orang tua.
Biasanya, anak mengalami picky eater pada usia 1-3 tahun dan mencapai puncak pada usia 2-6 tahun. Meski begitu, perilaku ini akan menurun seiring dengan bertambahnya usia dan relatif hilang saat anak sudah mencapai usia dewasa.
Selain picky eater dalam food preference juga ada kondisi yang disebut selective eater.
Baca Yuk Mom: 5+ Penyebab Anak Kurus, Harus Mommy Pahami
Jika anak picky eater masih bisa mengonsumsi kelompok makanan tertentu, anak selective eater justru menolak semua jenis makanan dalam jenis makanan tertentu, contohnya menolak semua makanan sumber protein.
Kondisi ini sangatlah berbahaya karena bisa meningkatkan risiko anak mengalami gangguan perkembangan akibat tidak mengonsumsi makanan yang mengandung makronutrien atau mikronutrien.
Parental Misperception
Parental Misperception dideskripsikan sebagai anak yang memiliki masalah makan menurut pendapat orang tua.
Akan tetapi, setelah diperiksa, ternyata orang tua atau pengasuh sudah menerapkan feeding rules dengan benar dan anak pun memiliki status gizi yang baik.
Pada kasus ini, orang tua biasanya harus diapresiasi karena status gizi anak sudah baik dan aturan pemberian makan pada anak juga sudah benar.
Cara Mengatasi Masalah Makan pada Anak
Moms, masalah makan pada anak memang normal terjadi sebagai bentuk pengenalan makanan dalam proses tumbuh kembang anak.
Meski begitu, jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, bahkan gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi dari makanan.
- Sajikan dalam porsi kecil
- Hindari memaksa anak untuk makan
- Menyusun jadwal makan
- Jangan menawarkan camilan atau susu di luar jadwal makan anak meski hanya sedikit
- Ciptakan menu yang kreatif untuk meningkatkan ketertarikan anak pada makanan
- Berikan Madu Vitummy secara rutin setiap pagi dan malam sebelum tidur. Dengan Selenium Silver Pro, Madu Vitummy telah terbukti 3 kali lebih ampuh merangsang nafsu makan anak.
Aturan Dasar Pemberian Makanan Pada Anak (Feeding Rules)
Feeding rules merupakan aturan dasar pemberian makanan pada anak, mulai dari jadwal makna, lingkungan, hingga prosedur pemberian makanan.
Jadwal Makan
Dalam feeding rules, terdapat jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan.
Dalam aturan makan ini, anak bisa diberikan susu sekitar 2-3 kali sehari, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit, dan hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan.
Lingkungan Makan
Selain jadwal makan, lingkungan juga turut berpartisipasi dalam proses pemberian makan anak. Anak harus mendapatkan lingkungan makan yang menyenangkan, artinya tidak boleh ada paksaan untuk makan.
Dalam aturan makna, lingkungan makan juga harus bebas dari gangguan, tidak ada mainan, televisi, atau perangkat elektronik sebagai mainan anak saat makan.
Prosedur Makan
Doronglah anak untuk makan sendiri. Jika anak menunjukan tanda tidak mau makan (GTM, memalingkan kepala, dan menangis) janganlah dipaksa, tapi tawarkan kembali secara netral.
Apabila setelah 15 menit anak tetap tidak mau makan, maka akhiri proses makan.
Itulah informasi tentang masalah makan pada anak. Untuk mendapatkan informasi seputar pola asuh dan kesehatan anak, kunjungi blog maduvitummy.id yang akan selalu menyajikan konten menarik.
Jangan lupa untuk rutin memberikan Madu Vitummy pada anak setiap pagi dan malam sebelum tidur.
Madu Vitummy mengandung ekstrak herbal yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan nafsu makan, dan mencegah anak dari infeksi cacingan.
Yuk, order Madu Vitummy sekarang juga!