Madu untuk bayi? Apakah boleh? Sebagai orang tua kita pasti akan bertanya-tanya tentang hal itu. Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut yuk simak bahaya madu untuk bayi!
Madu merupakan salah satu cairan manis yang sering digunakan sebagai pemanis makanan dan minuman.
Tak hanya itu, madu juga sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, dan telah digunakan secara turun temurun sejak zaman dahulu kala, seperti pada zaman Mesopotamia dan Yunani Kuno.
Meski banyak manfaat untuk kesehatan, madu tidak boleh asal dikonsumsi sembarangan, terutama oleh bayi kurang dari usia 12 bulan karena dapat menyebabkan Infant botulisme dan gangguan kesehatan lainnya.
Secara medis, bayi kurang dari 12 bulan belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Oleh karena itu, mereka hanya dianjurkan untuk mengonsumsi ASI atau susu formula.
Di luar itu semua, makanan atau minuman apapun, termasuk madu, tidak dianjurkan untuk dikonsumsinya.
Bahaya Madu untuk Bayi di Bawah 1 Tahun
Madu sangat tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi kurang dari 12 bulan karena dapat menimbulkan beberapa dampak buruk, seperti:
Keracunan Madu (Botulisme)
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan madu untuk bayi usia kurang dari 12 bulan dapat menyebabkan Infant botulism, keracunan yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum.
Jika tertelan oleh bayi, bakteri tersebut akan masuk ke dalam saluran cerna, kemudian menyerang sistem saraf bayi, melemahkan otot-otot bayi bahkan lumpuh, hingga mengganggu sistem pernafasannya.
Pada kasus ini, IDAI menyatakan bahwa sebanyak 95% infant botulisme terjadi pada bayi berusia 6 minggu hingga 6 bulan.
Sementara menurut World Health Organization (WHO), 65% kasus Infant botulisme terjadi pada bayi atau anak-anak di bawah usia 1 tahun.
- Adapun gejala Infant botulisme adalah:
- Sembelit atau susah buang air besar
- Gerakan tubuh berkurang dan tangisan bayi melemah
- Sulit menelan dan nafsu makan turun
- Mengeluarkan air liur secara berlebihan (ngiler berlebihan).
- Gerakan menghisap pada bayi lemah karena otot pada wajah melemah.
- Ekspresi wajah terlihat lebih datar.
- Kesulitan bernafas.
Gejala Infant botulisme biasanya akan terlihat sekitar 8 hingga 36 jam setelah bayi mengonsumsi madu.
Jika moms terlanjur memberikan madu atau si kecil menunjukan tanda-tanda tersebut, segera bawa ia ke dokter karena kondisi ini harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Kerusakan Gigi
Madu memang merupakan pemanis alami yang sehat untuk tubuh. Namun, bukan hanya dapat menyebabkan keracunan botulisme, memberikan madu untuk bayi di bawah usia 1 tahun dapat meningkatkan risiko kerusakan pada gigi bayi yang baru tumbuh.
Obesitas
Moms, selain berisiko menyebabkan keracunan botulisme dan kerusakan gigi, rasa madu yang terlalu manis tidak baik untuk dijadikan sebagai proses pengenalan rasa manis pada bayi.
Dengan demikian, ia akan lebih menginginkan makanan yang manis daripada makanan lain yang rasanya kurang manis.
Nah, jika hal tersebut dibiasakan hingga ia tumbuh dewasa, dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.
Waktu Tepat Memberikan Madu untuk Bayi
Sebaiknya hindari memberikan madu untuk bayi di bawah usia 12 bulan meskipun hanya sekedar mengoleskan pada bibir atau mungkin untuk mengobati batuk. Jika moms ingin memberikan madu untuk bayi, tunggulah sampai ia berusia lebih dari usia 12 bulan.
Pada usia tersebut, sistem pencernaan si kecil sudah berkembang lebih sempurna dibanding sebelumnya. Dengan demikian, sistem imun si kecil sudah mampu melawan dan melawan bakteri Clostridium botulinum.
Cara Mengenalkan dan Memberikan Madu untuk Bayi
Ketika si kecil sudah berusia lebih dari 12 bulan, moms dapat menambahkan sedikit madu pada makanan atau minumannya, seperti pada roti atau susu hangat.
Namun, sebelum memutuskan memberikan madu untuk bayi, moms sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan arahan yang tepat.
Berikan madu yang telah dicampurkan pada makanan atau minuman si kecil setiap 4 hari sekali. Kemudian, perhatikan apakah ia menyukainya atau tidak, selain itu, cermati juga apakah ada gejala yang muncul setelah ia mengonsumsinya atau tidak.
Jika terdapat gejala seperti diare, sembelit, dan muntah, hentikan pemberian madu untuk bayi dan segera bawa ia ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya.
Alternatif Pengganti Madu untuk Bayi Kurang dari 1 Tahun
Sebagai alternatif pengganti madu untuk bayi di bawah usia 12 bulan, tapi sudah mendapatkan makanan pendamping ASI (usia 6 bulan ke atas), moms dapat menggunakan sari buah sebagai pengganti madu. Misalnya, sari buah apel. pisang atau kurma.
Nah, itulah informasi tentang bahaya madu untuk bayi kurang dari 12 bulan. Untuk mengonsumsi Madu Vitummy, disarankan untuk menunggu hingga bayi berusia di atas 12 bulan.
Dengan demikian, Madu Vitummy dapat bekerja secara optimal untuk meningkatkan nafsu makan, memelihara kesehatan tubuh dan pencernaan, serta mencegah risiko infeksi cacing pada anak.