Anak kurus dan sulit makan sering sekali dikaitkan dengan penyakit cacingan. Namun, tak jarang para orang tua pun menyangkal bahwa anaknya terkena cacingan. Mungkin karena gejala cacingan sangat sulit untuk dikenali atau mungkin karena malu untuk mengakui bahwa anaknya mengalami cacingan sebab penyakit cacingan ini sangat berkaitan erat dengan pola hidup yang kotor dan jorok.
Meski demikian, menyangkal bahwa si kecil tidak terkena cacingan bukan berarti kita membiarkannya begitu saja. Ada atau tidak gejalanya, kita harus tetap waspada dan mencegah si kecil terkena infeksi cacing parasit dengan cara menjaga kebersihan, rutin berkonsultasi dengan dokter terkait kesehatan si kecil, dan mengonsumsi obat cacing.
Seperti yang dikatakan oleh dr. Riza Marlina, bahwa cara terbaik untuk mencegah dan mengobati infeksi cacingan adalah dengan meminum obat cacing. Waktu yang tepat untuk minum obat cacing adalah setiap 6 bulan sekali.
Ingat! Mencegah cacingan bukan berarti si kecil terinfeksi cacing ya moms, namun melindungi si kecil dari infeksi cacingan yang dapat menyerang kapan saja dan di mana saja. Apalagi jika si kecil sering melakukan aktivitas di luar ruangan.
Lantas, Apa Itu Cacingan?
Cacingan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui objek, seperti benda, tangan, makanan, atau minuman yang terkontaminasi oleh telur cacing.
Anak-anak cenderung tidak sengaja menelan atau menghirup telur cacing karena ukuran telur yang sangat kecil dan sulit terlihat oleh mata secara langsung. Entah itu ketika mereka menyentuh mulut, hidung, atau ketika mereka makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Cacing parasit yang masuk ke dalam tubuh si kecil pun berkembang biak di dalam tubuh dan mencuri asupan gizi yang seharusnya diserap oleh tubuh untuk tumbuh kembang si kecil. Akibatnya, si kecil akan mengalami kekurangan gizi dan tumbuh kembangnya pun terganggu.
Penyebab Anak Mengalami Cacingan
Menurut MayoClinic, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anak terkena infeksi cacing, seperti:
- Mengonsumsi daging yang belum matang.
- Meminum air yang terkontaminasi telur cacing.
- Tidak sengaja menelan tanah yang terkontaminasi cacing.
- Tidak menggunakan alas kaki ketika menginjak tanah.
- Tidak rutin mencuci tangan.
- Tinggal di lingkungan yang tidak bersih.
Gejala Cacingan
Moms, infeksi cacing sebenarnya sulit untuk dikenali karena terkadang orang yang mengalami cacingan tidak menimbulkan gejala apapun. Namun pada beberapa kasus yang parah, infeksi cacing dapat menimbulkan gejala seperti:
- Sakit perut atau nyeri ulu hati.
- Diare, mual, atau muntah.
- Kembung.
- Letih, lesu, dan mudah lelah.
- Berat badan menurun.
- Nafsu makan menurun.
- Gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari sehingga menyebabkan si kecil menjadi gelisah dan tidak nyaman karena sering menggaruk di sekitar anus.
- Kemerahan atau iritasi di sekitar anus.
- Keluarnya cacing bersama feses ketika buang air besar.
Jenis Jenis Cacingan pada Manusia
Moms, faktanya ada banyak jenis cacing yang dapat menginfeksi tubuh manusia, terutama anak-anak, dan beberapa di antaranya adalah:
Cacing Kremi
Cacing kremi Enterobius vermicularis merupakan cacing parasit yang berbentuk kecil dan tipis seperti benang berwarna putih. Cacing ini menginfeksi manusia dengan cara hidup dan berkembang biak di dalam usus besar dan rektum manusia.
Cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh si kecil melalui beberapa cara, seperti berkontak langsung dengan telur atau autoinfeksi.
Anak-anak bisa berkontak langsung dengan telur cacing kremi melalui benda yang terkontaminasi oleh telur cacing kremi. Telur ini bisa menempel di permukaan benda selama tiga minggu lho moms.
Ketika si kecil menyentuh benda tersebut, maka telur pun akan menempel pada tangan si kecil dan bertahan hingga beberapa jam. Kemudian, cacing pun akan masuk ke dalam tubuh si kecil ketika ia memasukan tangan ke mulut saat ia makan, menggigit kuku, menghisap jempol, atau memasukan mainan ke dalam mulut.
Infeksi cacing kremi dapat menyebabkan gatal di sekitar anus. Jika gatal tersebut digaruk, maka secara otomatis akan banyak telur yang menempel di jari. Akibatnya, telur cacing pun akan dengan mudah tertelan kembali dan infeksi terulang lagi dari awal.
Untuk mendiagnosis cacing kremi, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan keluhan yang dialami oleh si kecil, mulai dari kebiasaan sehari hari, hingga riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien.
Selain itu, dokter pun biasanya akan melakukan pemeriksaan pada area anus pasien karena infeksi cacing kremi akan menimbulkan tanda seperti iritasi kulit, luka di sekitar anus, atau pada pasien dengan infeksi berat, cacing kremi bisa terlihat di sekitar lubang anus.
Jika dibutuhkan, dokter akan melakukan tes selotip dengan cara menempelkan selotip bening di sekitar anus untuk kemudian diperiksa di menggunakan mikroskop, dan melakukan analisis sampel kuku pada anak.
Cacing Gelang
Pada dasarnya, cacing gelang hidup di usus besar. Cacing ini menginfeksi tubuh manusia melalui makanan kotor yang terkontaminasi oleh telur cacing. Ketika tertelan, telur tersebut akan menetas di usus halus dan kemudian larva atau anak cacing tersebut berpindah melalui aliran darah menuju ke paru-paru.
Ketika sudah sampai di paru-paru, larva-larva tersebut akan berpindah dan menempel di mulut, terbawa oleh batuk, dan pada akhirnya larva pun tertelan dan tumbuh menjadi cacing dewasa di usus besar selama 6-24 bulan.
Pada awalnya, seseorang yang terinfeksi cacing gelang mungkin ia tidak akan merasakan gejala apapun. Namun, ketika infeksi sudah berlangsung selama satu pekan, larva akan masuk ke jaringan otot sehingga menimbulkan beberapa gejala, seperti nyeri pada otot, sakit kepala, demam tinggi, dan ruam pada beberapa bagian tubuh.
Adapun beberapa tanda infeksi berat akibat cacing gelang adalah:
Tanda infeksi cacing gelang di paru-paru:
- Batuk
- Sesak nafas
- Infeksi paru-paru
- Demam
- Darah pada dahak
Tanda infeksi cacing gelang di usus besar:
- Mual
- Muntah
- Diare atau BAB tidak teratur
- Sakit perut akibat penyumbatan usus
- Selera makan menurun
- Cacing terlihat di tinja
- Berat badan menurun
Jika si kecil mengalami salah satu atau tanda dari infeksi cacing gelang, jangan pernah ragu untuk segera membawanya ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Cacing Pita
Cacing pita merupakan cacing berbentuk pipih yang dapat tumbuh hingga mencapai 25 meter, serta dapat hidup hingga mencapai usia 30 tahun.
Cacing ini menginfeksi manusia melalui makanan yang mengandung larva atau telur cacing pita, seperti daging sapi, daging babi, atau daging ikan yang tidak dimasak hingga matang. Telur cacing yang tertelan bersama makanan itu, akan terbawa ke dalam sistem pencernaan, kemudian menetas, dan menyebabkan infeksi usus.
Sementara itu, apabila telur cacing atau larva berhasil keluar dari saluran pencernaan, dapat memasuki jaringan tubuh atau organ lain dan memicu infeksi yang dapat membentuk kantung berisi cacing di area yang terinfeksi.
Umumnya, infeksi cacing ini dapat dikenali melalui tinja yang mengandung telur atau tubuh cacing pita. Ciri-cirinya adalah berwarna putih dengan ukuran kecil seperti butiran beras, dan kadang bergerak-gerak.
Selain itu, gejala yang ditimbulkan akibat infeksi ini cenderung tergolong ringan, bahkan pada beberapa orang infeksi ini tidak menimbulkan gejala apapun.. Adapun gejala umum yang sering muncul saat terinfeksi cacing pita di usus, di antaranya:
- Demam
- Sesak napas,
- Sakit kepala
- Mual
- Letih
- Lesu
- Diare
- Berat badan menurun,
- dan kadang menyebabkan malabsorbsi
Jika si kecil mengalami ciri-ciri yang disebutkan di atas, segera periksa ia ke dokter untuk memastikan kondisinya. Dokter biasanya akan melakukan diagnosis dengan cara memeriksa fisik si kecil, meninjau area di sekitar anus untuk mendeteksi keberadaan telur atau larva, dan melakukan beberapa tes di laboratorium jika memang diperlukan.
Cacing Tambang
Melansir dari Menara Ilmu Parasitologi Kedokteran Universitas Gadjah Mada, infeksi cacing tambang merupakan penyakit yang umum ditemukan di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis, seperti negara di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika.
Infeksi ini dapat menyerang siapapun, terutama bagi orang-orang yang sering melakukan aktivitas tanpa alas kaki. Anak-anak yang sering bermain di luar rumah sangat berisiko tinggi tertular oleh cacing tambang.
Berbeda dari jenis cacing pada umumnya, cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang bersentuhan dengan tanah atau benda yang terkontaminasi oleh telur cacing.
Nah, si kecil bisa saja tertular oleh cacing ini ketika ia sedang berjalan tanpa menggunakan alas kaki di area yang terkontaminasi telur cacing tambang, atau melalui benda lembab, seperti handuk atau kain lainnya.
Waspadai jika si kecil mengalami gejala seperti memerahnya permukaan kulit, muncul benjolan berisi padat pada kulit, atau permukaan kulit menjadi kasar dan bersisik seperti ular dengan diameter 2-3 mm karena bisa jadi itu adalah tanda si kecil terinfeksi cacing tambang.
Selain itu, jika infeksinya parah, si kecil bisa merasakan sensasi gatal, geli, atau seperti ditusuk dalam waktu 30 menit pertama setelah ia terkontaminasi oleh telur atau larva cacing tambang.
Cara Mencegah Cacingan
Cara mencegah si kecil agar tidak terinfeksi cacing sebenarnya cukup mudah, yaitu hanya dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat, seperti:
- Mengonsumsi Madu Vitummy yang mengandung ekstrak tanaman herbal pilihan, seperti rimpang temulawak, temu hitam, buah pepaya, dan bawang putih yang dapat membasmi cacing hingga ke telurnya.
- Mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali.
- Menghindari sumber penularan cacing.
- Menggunakan alas kaki ketika keluar rumah.
- Membersihkan tangan dan kaki dengan sabun setiap habis bermain atau memegang tanah.
- Rutin menggunting kuku karena telur atau larva cacing dapat menempel di sela-sela kuku dan sulit untuk dibersihkan.
- Rutin mencuci tangan sebelum makan atau setelah keluar dari toilet.
- Tidak buang air besar sembarangan.
- Menutup makanan agar terhindar dari lalat.
- Mencuci sayur dan buah sebelum dimasak.
- Memasak daging sampai matang. Moms juga dapat membekukan daging sebelum diolah dan dikonsumsi pada suhu -35 derajat celcius selama kurang lebih 24 jam untuk membasmi telur cacing pita.
Ketahui juga yuk, 3+ Cara Alami Atasi Cacingan
Itulah informasi tentang cacingan pada anak. Semoga informasi tersebut dapat membantu moms dalam memelihara kesehatan si kecil di masa pertumbuhannya. Jika moms ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami di official@maduvitummy.id atau di nomor 0813-9383-8568.
Untuk mendapatkan tips tentang pola asuh dan menjaga kesehatan anak, silahkan buka di website maduvitummy.id/blog atau di intagram kami @vitummy.id
Dengan Madu Vitummy, nafsu makan anak naik, mommy bebas panik!