Ciri Keluarga Toxic, Ketahui Bahayanya!

Keluarga Toxic

Belakangan ini, istilah keluarga toxic sangat ramai diperbincangkan, terutama oleh mereka yang merasa tidak bahagia akibat dari pola asuh negatif yang dialaminya sejak kecil hingga akhirnya mereka merasa tertekan, tersakiti, dan membenci anggota keluarganya.

Padahal, keluarga seharusnya menjadi tempat pertama untuk bernaung, berlindung, dan menjadi tempat ternyaman untuk pulang.

Tak hanya itu, keluarga juga merupakan pilar utama yang berperan penting dalam pembentukan tingkah laku, moral, dan watak.

Lantas, apa dampak dari keluarga toxic? Apa ciri-cirinya? Apakah pola asuh yang salah juga termasuk keluarga toxic?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap muncul dalam penelusuran. Untuk menjawab hal tersebut kita harus tau apa itu keluarga toxic.

Dilansir dari UKM Kependudukan Universitas Jember, keluarga toxic merupakan istilah dari kondisi keluarga yang saling menyakiti, merusak, dan memberikan dampak buruk terhadap fisik, mental, dan psikologis tiap anggotanya, termasuk hubungan antara orang tua dan anak. Dengan demikian, pola asuh yang salah bisa menjadi salah satu bagian dari keluarga toxic.

Sebagai orang tua tentunya kita ingin yang terbaik untuk si kecil. Oleh sebab itu, jangan sampai cara mendidik yang kita lakukan justru malah membebani dan menyakiti anak.

Ciri-ciri Toxic Family Berdasarkan Pola Asuhnya

Untuk mengetahui apakah pola asuh yang kita lakukan sudah benar atau belum, berikut adalah ciri-ciri keluarga toxic yang umum terjadi.

Terlalu mengekang dan mengontrol penuh kegiatan anak

Tidak semua hal yang dikontrol oleh orang tua akan berdampak baik pada anak. Anak juga memiliki keinginan mereka sendiri.

Misalnya, ketika anak memiliki kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mengakibatkannya harus pulang sore atau malam, orang tua malah memarahi dan melarangnya untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Padahal, kegiatan tersebut merupakan hal yang ia minati. Mau tidak mau, anak pasti akan melakukan hal lain seperti berbohong agar dapat mengikuti kegiatan tersebut. Biasanya anak yang terlalu dikontrol dan dikekang justru akan mencari cara untuk memberontak orang tua hingga akhirnya terjadi perselisihan antara orang tua dan anak.

Cobalah untuk mengerti dan percaya bahwa anak dapat menjaga diri dan bisa menentukan pilihannya.

Mengkritik dan menyalahkan anak secara berlebih

vitummy | Ciri Keluarga Toxic, Ketahui Bahayanya!

Mengkritik seharusnya bertujuan agar anak dapat berintropeksi diri. Namun, penting untuk diingat, bahwa setiap anak memiliki emosi, kemampuan, dan kecerdasan yang berbeda-beda dalam memahami kritikan.

Ketika anak salah, jangan langsung menyalahkannya, namun, dengarlah penjelasannya terlebih dahulu agar orang tua dapat mengerti apa yang membuatnya melakukan kesalahan tersebut.

Jika memang ia salah, maka ingatkanlah dengan cara memberi masukan dan saran secara baik-baik agar ia dapat memperbaiki kesalahannya.

Terlalu membela anak

Mom, mengkritik atau menyalahkan anak secara berlebih dan berlarut memang bukan hal yang baik. Namun, terlalu memanja dan membela anak apalagi ketika ia melakukan kesalahan terhadap orang lain juga tidak baik.

Hal tersebut malah akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang egois, cenderung menyalahkan orang lain ketika ia salah, bahkan menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab.

Jika memang ia didapati melakukan kesalahan, cobalah untuk menasehatinya dengan cara yang baik agar ia paham akan sebab dan akibat dari kesalahan yang ia lakukan. Ajarkan ia untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Membandingkan kemampuan anak

Tahukah mom bahwa membandingkan kemampuan anak merupakan ciri dari keluarga toxic? Orang tua mungkin mengira bahwa membandingkan kemampuan anak dengan yang lain merupakan sebuah motivasi agar anak menjadi lebih baik.

Padahal membandingkan anak justru malah dapat membuat ia merasa semakin gagal, kecewa, dan sakit hati sehingga menimbulkan kebencian dan perselisihan.

Orang tua terlalu egois dan menyimpan ekspektasi berlebihan pada anak

Terlalu menuntut dan menyimpan ekspektasi berlebih pada anak juga merupakan salah satu dari ciri keluarga toxic lho.

Orang tua mungkin berpikir bahwa ekspektasi berlebih tersebut adalah untuk kebaikan anak. Anak akan bahagia jika mengikuti keinginan orang tua.

Misalnya, ketika orang tua berpikir bahwa menjadi dokter adalah yang terbaik untuk anak, tetapi sebenarnya anak ingin menjadi seorang seniman. Kemudian orang tua akan terus memaksa dan mengarahkan anak agar menjadi seorang dokter.

Padahal, hal itu malah membuat anak menjadi kehilangan arah akibat tidak mengikuti apa kemampuan dan keinginannya.

Para orang tua tentunya ingin memberikan anaknya yang terbaik. Namun terkadang orang tua justru malah memaksakan kehendaknya, atau membuat anak mewujudkan keinginan dan cita-cita yang tak tercapai oleh orang tua.

Cobalah untuk mengerti dan memahami keinginan dan keputusan anak. Biarkan ia untuk menentukan pilihannya.

Membuat malu anak di depan banyak orang

Memarahi anak di depan umum atau bahkan membicarakan keburukan anak kepada orang lain dapat membuat anak menjadi malu dan merasa rendah diri sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.

Tak hanya itu, membuat malu anak di depan orang juga akan melukai harga dirinya. Anak bisa saja menjadi bahan ledekan teman-temannya hingga akhirnya ia menjadi murung dan tidak mau bergaul.

Membentak anak

vitummy | Ciri Keluarga Toxic, Ketahui Bahayanya!

Mengasuh anak memang sangat sulit dan banyak tantangannya, termasuk tantangan dalam menahan amarah dan emosi.

Misalnya, ketika orang tua capek dan pusing akibat masalah yang terjadi, terkadang tanpa sadar orang tua justru malah melampiaskannya pada anak ketika ia sedang tidak bisa diam.

Anak terkadang rewel dan belum mengerti apa yang sedang terjadi. Untuk itu, usahalah untuk tidak membentaknya.

Membentak dapat melukai psikologis anak, menurunkan rasa percaya diri, atau bahkan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang temperamen dan abusive.

Memberi hukuman fisik

vitummy | Ciri Keluarga Toxic, Ketahui Bahayanya!

Memberi hukuman fisik masih banyak dilakukan oleh beberapa orang tua dengan alasan untuk disiplin.

Hal ini dapat melukai fisik dan mental sang anak. Selain itu, memberikan hukuman fisik dapat memicu anak menjadi pribadi yang kasar, tempramental, dan dapat dengan mudah melakukan kekerasan kepada orang lain.

Meskipun orang tua melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas untuk kebaikan anak, pada kenyataanya pola asuh tersebut justru malah lebih banyak memunculkan dampak negatifnya daripada dampak positif terhadap pertumbuhan anak.

Tak jarang anak justru malah akan membenci orang tuanya sehingga terjadilah perilaku keluarga toxic.

Pola asuh juga dapat dikatakan sebagai mata rantai. Anak akan melanjutkan pola asuh yang sama ketika menjadi orang tua kelak. Sebagai orang tua kita harus lebih berhati-hati lagi dalam hal mendidik anak agar terhindar dari istilah keluarga toxic.

Dampak Keluarga Toxic pada Pertumbuhan Anak

vitummy | Ciri Keluarga Toxic, Ketahui Bahayanya!

Tinggal di lingkungan keluarga toxic dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan anak, terutama pada pertumbuhan mental dan karakternya sehingga ia rentan mengalami gangguan kecemasan saat menginjak usia dewasa kelak.

Tak hanya itu, keluarga toxic juga dapat mengganggu kesehatan tubuh akibat terlalu sering mengalami gangguan kecemasan. Selebihnya, berikut adalah beberapa dampak dari keluarga toxic terhadap pertumbuhan anak.

  • Hilang percaya diri

    Kata-kata negatif yang dilontarkan oleh orang tua dapat membuat anak menjadi hilang percaya diri, tidak berani untuk mengungkapkan pendapat, dan cenderung menjadi diam karena takut disalahkan

  • Sering menyalahkan diri sendiri

    Tinggal di lingkungan toxic yang cenderung menyalahkan anak akan membuatnya cenderung menyalahkan diri sendiri ketika merasa gagal.

  • Memiliki trust issue

    Tumbuh di lingkungan keluarga yang toxic akan membuat anak merasa tidak aman dan nyaman sehingga ia tidak akan mudah percaya dan selalu merasa cemas.

  • Menjadi pribadi yang temperamental

    Mungkin sudah tidak asing ketika mendengar istilah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Demikian juga dengan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua. Tak jarang anak akan meniru apa yang orang tua lakukan, termasuk menjadi tempramental.

  • Anak menjadi mudah stres

    Kesehatan mental merupakan hal yang penting untuk dijaga. Anak yang tinggal di keluarga toxic cenderung akan menjadi mudah stres akibat dari suasana keluarga yang tidak nyaman hingga bahkan membuat anak mengalami gangguan kecemasan.

  • Mengganggu kesehatan tubuh

    Tahukah mom bahwa kesehatan mental juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh? Stres yang berkepanjangan dapat menurunkan imunitas serta daya tahan tubuh anak, Akibatnya ia akan semakin lebih rentan terhadap penyakit.

Itulah beberapa penjelasan terkait keluarga toxic yang dipengaruhi oleh pola asuh yang salah. Tak hanya mempengaruhi karakter dan mental anak, pola asuh negatif juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh sehingga anak mudah terserah penyakit.

Untuk membantu mom dalam memelihara kesehatan keluarga terutama si kecil, Vitummy hadir sebagai madu herbal pelindung kesehatan anak.

Yuk miliki Vitummy sebagai pelengkap perlindungan keluarga.

Share:
Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan komentar

Nafsu Makan Naik, Mommy Bebas Panik

Lebih Hemat Rp90.000!

harga vitamin penambah nafsu makan 1 botol
Chat Customer Service
Konsultasi Vitummy
Halo Kak, Promo Madu Vitummy Masih Adakah?