Berdasarkan penelitian, satu dari lima anak dan remaja di dunia mengalami gangguan mental loh, Moms. Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian bagi setiap orang tua. Terutama dalam menjaga kesehatan mental anak.
Pasalnya, salah satu faktor anak mengalami gangguan mental adalah adanya kekerasan pada anak. Hal ini bahkan sering terjadi di lingkungan terdekat anak, seperti rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
Oleh karena itu, Moms perlu mengikuti gerakan “Stop Kekerasan pada Anak”! Dengan mengikuti gerakan ini, Moms akan lebih waspada terhadap kesehatan mental anak. Selain itu, juga menghindarkan anak dari menjadi korban kekerasan.
Stop kekerasan pada anak akan dibahas dalam artikel berikut, baik dari penyebab, bentuk, dan dampaknya. Yuk, simak di bawah ini, Moms!
Mengapa Harus Stop Kekerasan pada Anak?
Sebelum membahas tentang alasan mengapa harus stop kekerasan pada anak, Moms harus paham terlebih dahulu tentang apa itu kekerasan pada anak?
Menurut World Health Organization (WHO), kekerasan pada anak adalah satu penganiayaan atau perlakuan salah pada anak. Bentuknya seperti menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan, dan eksploitasi untuk kepentingan komersial.
Hal tersebut, baik secara nyata maupun tidak nyata dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya. Adapun tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut.
Lalu, siapa yang masuk dalam kategori anak-anak? Dilansir dari laman Universitas Diponegoro, anak menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menurut Pasal 1 angka 1 adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Adapun menurut UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 5 menyebutkan pengertian anak, yaitu manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang di dalam kandungan demi kepentingannya.
Berdasarkan peraturan tersebut maka anak mempunyai hak asasi yang melekat pada dirinya. Oleh karena itu, setiap anak harus dilindungi dan dihormati, salah satunya dengan stop kekerasan pada anak.
Stop Kekerasan pada Anak, Apa Penyebabnya?
Setelah mengetahui apa itu kekerasan pada anak, kini Moms harus tahu juga mengenai penyebabnya. Mengetahui hal ini dapat membantu orang tua untuk mengikuti gerakan stop kekerasan pada anak.
Apa saja sih penyebab kekerasan pada anak, Moms? Menurut penelitian PI Etna, ada dua penyebab kekerasan pada anak, yaitu sebagai berikut.
Penyebab Internal Stop Kekerasan pada anak
Penyebab internal merupakan faktor yang menyebabkan kekerasan pada anak yang berasal dari dalam. Adapun tiga penyebab internal kekerasan pada anak seperti berikut.
- Faktor Anak
Anak merupakan penyebab utama kekerasan yang terjadi pada anak. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pengaruh tumbuh kembang anak.
Beberapa di antaranya, yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan gangguan perkembangan, penyakit kronis, cacat fisik, gangguan perilaku atau gangguan mental emosional.
Berbagai hal tersebut sering menjadi penyebab kekerasan terhadap anak.
- Faktor Orang Tua/Situasi Keluarga
Orang tua berpotensi menjadi penyebab kekerasan terhadap anak. Hal ini sering terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman orang tua akan agama dan sosial.
Selain itu, juga bisa dikarenakan riwayat orang tua akan kekerasan fisik atau seksual pada masa kecilnya, stres berkepanjangan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Adapun kondisi lain, seperti penggunaan NAPZA, peran sebagai orang tua tunggal, pernikahan muda, rendahnya pendidikan dan sosial ekonomi, serta kehamilan yang tidak diinginkan termasuk faktor yang menjadikan orang tua sebagai penyebab kekerasan pada anak.
Itulah dua penyebab internal yang harus Moms ketahui agar orang tua ikut berperan dalam gerakan stop kekerasan pada anak.
Penyebab Eksternal Stop Kekerasan Pada Anak
Penyebab eksternal merupakan faktor yang menyebabkan kekerasan pada anak yang berasal dari luar. Beberapa di antaranya, seperti lingkungan sosial dengan tingkat kriminalitas tinggi, kemiskinan, kebiasaan yang salah di masyarakat dalam pengasuhan anak, dan pengaruh negatif media massa.
Baca Yuk: 4 Pola Asuh Anak Usia Dini, Mana yang Paling Efektif Mendukung Perkembangan Anak?
Itulah penyebab eksternal yang mengharuskan orang tua untuk stop kekerasan pada anak.
Bentuk Kekerasan pada Anak
Faktor-faktor yang menyebabkan kekerasan pada anak akan menghasilkan bentuk-bentuk kekerasan. Adapun bentuk kekerasan pada anak seperti berikut.
Kekerasan Fisik
Moms, apa yang dimaksud kekerasan fisik? Dilansir dari laman Universitas Sam Ratulangi, kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa kekerasan fisik dilihat dari akibatnya, seperti rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat. Adapun tindakannya, di antaranya adalah mencubit, memukul, menendang, menyambuk, dan tindakan serupa lainnya.
Berbagai tindakan tersebut yang ditujukan langsung kepada anak merupakan kekerasan fisik pada anak. Dengan tidak melakukannya maka Moms telah berpartisipasi dalam gerakan stop kekerasan pada anak.
Kekerasan Emosional
Siapa nih yang suka emosi pada anak? Hati-hati jika Moms sering emosional, terutama pada si kecil. Pasalnya, bisa berpotensi menjadi bentuk kekerasan secara emosional loh, Moms.
Sebelumnya, Moms sudah tahu belum apa itu kekerasan secara emosional? Dilansir dari laman Universitas Negeri Malang, kekerasan emosional merupakan tindakan menyakiti perasaan, meremehkan, mempermalukan, merendahkan, dan tindakan lain yang menyakiti dan mengganggu perkembangan emosi anak.
Bentuk kekerasan emosional bisa berupa verbal dan non-verbal. Kekerasan emosional verbal, misalnya teriakan, ancaman, atau kalimat-kalimat negatif lainnya yang ditujukan pada anak. Sedangkan kekerasan emosional non-verbal, misalnya menolak kehadiran anak, menghindari kontak fisik dengan anak, dan membatasi pergaulan anak.
Itulah bentuk-bentuk kekerasan emosional pada anak. Menghindari melakukan tindakan tersebut adalah bentuk gerakan stop kekerasan pada anak.
Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual termasuk bentuk kekerasan pada anak. Hal ini dikarenakan bentuk tindakannya berupa kontak fisik langsung. Meski demikian, ada bentuk kekerasan seksual yang dilakukan tanpa sentuhan fisik.
Tindakan kekerasan seksual tanpa kekerasan fisik ini kini justru banyak atau sering terjadi pada anak-anak. Kondisi ini dipengaruhi kelalaian orang tua terhadap video atau foto-foto pornografi.
Itulah bentuk kekerasan seksual pada anak. Menghindarkan anak dari mengalami hal tersebut tentunya tentunya telah mendukung gerakan stop kekerasan pada anak.
Kekerasan dengan Menelantarkan Anak
Moms, tau nggak kalau menelantarkan anak merupakan salah satu tindak kekerasan pada anak? Hal ini sering tidak disadari oleh banyak orang tua.
Padahal, banyak bentuk tindakan menelantarkan anak yang termasuk dalam kekerasan pada anak. Misalnya, ketika orang tua tidak menyediakan kebutuhan pokok anak, seperti makanan, pakaian, kesehatan, dan kasih sayang.
Orang tua yang berusaha memenuhi kebutuhan pokok anaknya termasuk telah mendukung gerakan stop kekerasan pada anak.
Kekerasan dengan Eksploitasi Anak
Eksploitasi anak merupakan salah satu bentuk kekerasan pada anak. Bentuk kekerasan ini sering diabaikan oleh banyak orang. Pasalnya, tidak sedikit orang tua yang memang menjadikan anaknya sebagai objek eksploitasi.
Contoh konkretnya adalah dengan memberikan tanggung jawab dan tuntutan secara berlebihan kepada anak. Tindakan ini tidak disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak mereka.
Oleh karena itu, eksploitasi termasuk salah satu bentuk kekerasan. Menghindari tindakan ini tentunya menjadi salah satu upaya mendukung gerakan stop kekerasan pada anak.
Berdasarkan uraian tersebut, Moms pasti menjadi semakin yakin untuk stop kekerasan pada anak. Melakukan gerakan stop kekerasan pada anak termasuk salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental anak.
Selain menjaga kesehatan mental, Moms juga harus menjaga kesehatan tubuh anak. Misalnya dengan memberikan Vitummy dengan formula Selenium Silver Pro yang ampuh meningkatkan daya tahan tubuh. Yuk dapatkan produk Vitummy sekarang juga di www.maduvitummy.id!