Apakah bayi bisa memiliki ketombe?
Pertanyaan ini mungkin muncul di benak moms ketika melihat kulit kepala si kecil mengering dan bersisik sehingga menimbulkan serpihan putih pada kulit kepala layaknya ketombe pada orang dewasa.
Secara medis, kondisi ini disebut dengan cradle cap atau dermatitis seboroik pada bayi. Kondisi ini wajar terjadi pada bayi sebab kulit bayi masih sangat sensitif sehingga rentan mengalami iritasi, termasuk kulit kepalanya.
Meski menyebabkan gatal, perih, dan rewel pada si kecil, penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara penanganan yang sederhana.
Penting Juga untuk Bunda Ketahui: Cara Mencegah Impetigo pada Bayi!
Apa itu Cradle Cap?
Dilansir dari Mayo Clinic, cradle cap atau istilah medis lainnya disebut dermatitis seboroik merupakan penyakit kulit yang menyebabkan kulit kepala bayi bersisik putih atau kuning tebal dan susah dihilangkan layaknya ketombe yang membandel.
Jika kerak ini mengelupas, bagian kulit kepala tersebut bisa tampak kemerahan.
Cradle cap ini biasanya muncul di kulit kepala dan di belakang telinga, tapi bisa juga muncul di daerah sekitar alis, kelopak mata bayi, ketiak, atau lipatan tubuh lainnya.
Cradle cap ini tidak sakit atau gatal, serta akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
Biasanya, kondisi ini muncul pada beberapa bulan pertama bayi dilahirkan dan akan menghilang dalam waktu 6-12 bulan, namun kondisi ini kadang bisa dialami bayi hingga ia berusia 2-3 tahun.
Meski tidak menular dan tidak menyebabkan gatal, membiarkan kerak di kulit kepala hingga tebal akan membuat cradle cap lebih sulit dihilangkan dari kulit kepala bayi.
Penyebab Cradle Cap pada Bayi
Menurut Mayo Clinic, penyebab cradle cap pada bayi belum diketahui dengan pasti. Namun, salah satu faktor penyebab yang diyakini adalah hormon ibu yang diturunkan pada bayi sebelum kelahiran.
Hormon tersebut bisa menyebabkan produksi minyak berlebih atau sebum pada kelenjar minyak dan folikel rambut.
Minyak berlebih tersebut bisa memicu pertumbuhan jamur Malassezia di kulit kepala atau area lipatan kulit.
Nah, pertumbuhan jamur yang tidak terkendali kemudian menyebabkan peradangan dan berbagai gejala cradle cap lainnya pada kulit bayi.
Selain pada bayi dermatitis seboroik atau cradle cap ini lebih rentan terjadi pada orang yang memiliki sistem imun lemah akibat, AIDS, gangguan neurologis, penyakit Parkinson, gangguan makan, epilepsi, depresi, riwayat stroke atau serangan jantung, dan alkoholisme.
Penanganan Cradle Cap pada Bayi
Cradle cap merupakan penyakit yang mudah diobati sehingga tidak membutuhkan pengobatan khusus dan dapat diatasi dengan beberapa penanganan sederhana.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi cradle cap pada kulit bayi:
- Cuci Rambut dan Kulit Kepala Bayi dengan Lembut
Untuk mengatasi cradle cap pada bayi, bersihkan rambut, kulit kepala bayi atau bagian kulit lainnya secara rutin dengan menggunakan shampo anti-ketombe khusus bayi atau shampo yang direkomendasikan oleh dokter.
Ketika mencuci rambut dan kulit kepala bayi, bilaslah shampo hingga bersih, serta keringkan kulit dan rambut bayi dengan handuk yang lembut. Pastikan tidak ada minyak atau sisa shampo di kulit kepala bayi karena dapat menyumbat pori-pori kulit atau sisik akibat cradle cap semakin parah.
Agar minyak pada kulit kepala lebih mudah dihilangkan, diamkan shampo selama beberapa menit pada kulit kepala bayi sebelum dibilas. - Gosok Kulit Kepala Bayi Perlahan
Untuk menghilangkan kerak pada kulit kepala bayi, basahi kulit kepala lalu gosok-gosok secara lembut dan perlahan dengan sikat wajah atau sikat lembut lainnya selama beberapa menit.
Hindari penggunaan sikat atau alas yang sangat kasar karena dapat melukai atau mengiritasi kulit kepala bayi. - Pijat Kulit Kepala Bayi
Selain menggosok kulit kepala bayi, mengelupas kerak atau sisik pada kulit kepala dapat dilakukan dengan cara memijat lembut kulit kepala menggunakan baby oil, minyak zaitun, atau petroleum jelly sebelum keramas.
Setelah dipijat, moms disarankan untuk mendiamkan minyak di kepala selama 15 menit sebelum membilas atau mencuci kulit kepala dan rambut bayi.
Selain menggunakan tiga langkah di atas, dokter mungkin akan meresepkan krim atau salep anti-radang apabila kulit kepala bayi mengalami iritasi, serta obat anti-jamur apabila terdapat infeksi jamur.
Ingat! Hindari pemberian krim atau obat dengan cara sembarangan tanpa persetujuan dokter.
Cara Mencegah Cradle Cap pada Bayi
Moms, kulit bayi masih sangat sensitif sehingga perawatan bayi harus benar-benar diperhatikan dengan baik.
Dengan begitu, kulit kepala yang mengelupas akibat cradle Cap ini dapat dicegah dengan mudah.
Nah, untuk mencegahnya, moms hanya perlu rajin membersihkan kulit kepala dan rambut bayi dengan shampo dan sabun khusus bayi setiap 2-3 hari sekali.
Hindari penggunaan produk perawatan bayi yang mengandung pewangi, pewarna, atau alkohol karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Moms juga bisa memberikan hair lotion untuk menjaga kulit si kecil tetap lembab dan tidak mengelupas.
Namun, jangan terlalu berminyak karena bisa menyebabkan minyak menumpuk di kulit kepala bayi, ya moms.
Selalu pastikan kulit kepala bayi tetap kering dan bersih agar tidak memicu pertumbuhan jamur penyebab cradle cap.
Itulah informasi tentang cradle cap pada bayi. Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang pola asuh atau kesehatan anak, maka bisa kunjungi website madu vitummy.
Madu Vitummy merupakan madu yang mengandung ekstrak rempah-rempah pilihan, seperti temulawak, temu hitam, bawang putih, dan pepaya.
Kandungan tersebut bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah anak dari risiko infeksi cacingan.