13 Dampak Marah Pada Anak Terhadap Kondisi Psikologis dan Fisik

Marah Pada Anak

Marah pada anak bagi beberapa orang tua merupakan luapan emosi. Tindakan ini biasanya disebabkan karena anak membuat kesalahan. Padahal, jika dilakukan terus-menerus bisa mengakibatkan dampak negatif pada anak loh, Moms. 

Dampak marah pada anak ini apabila dibiarkan terus-menerus dapat memengaruhi kondisi psikologis anak. Lalu, kira-kira apa saja dampak marah pada anak ya, Moms? 

Artikel berikut akan membahas tentang hal tersebut. Oleh karena itu, simak di bawah ini ya, Moms!

Kenali dan Pahami Dampak Marah pada Anak

Mengapa marah pada anak itu dapat mempengaruhi kondisi psikis anak? Sebagai orang tua perlu tahu nih bagaimana cara bersikap terhadap anak-anak agar tidak mudah marah dan paham bagaimana cara mengontrol emosi terhadap anak.

Dampak marah pada anak sendiri bisa memberi pengaruh yang cukup buruk bagi mental anak, ketahui yuk dampak dari marah pada anak:

1. Membentuk Pribadi Pemarah

Marah Pada Anak

Dampak marah pada anak yang pertama adalah membentuk pribadi anak menjadi pemarah loh, Moms. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya tumpukan emosi yang terdapat dalam diri anak, misalnya karena bentakan, perilaku kasar, dan amarah. 

Beberapa hal tersebut apabila dilakukan berulang-ulang mengakibatkan anak menjadi pribadi yang mudah marah. Bahkan, pada beberapa kondisi yang seharusnya anak tidak perlu marah.

Baca Juga: 3+ Dampak Anak Suka Mengompol, Simak Nih Tips Mengatasinya!

2. Menurunnya Tingkat Kecerdasan dan Kreativitas Anak

Dampak marah pada anak selanjutnya adalah dapat menurunkan tingkat kecerdasan dan kreativitas anak. Penyebabnya adalah ketidakmampuan sel-sel otak dalam membantu kecerdasan anak untuk menemukan solusi masalahnya. 

Moms, perlu diketahui bahwa hal ini bisa terjadi apabila tindakan marah pada anak sering dilakukan. Misalnya ketika orang tua sering membentak anak atau melakukan aktivitas fisik (memukul). 

3. Menurunnya Konsentrasi Anak 

Selanjutnya, dampak marah pada anak dapat menurunkan tingkat konsentrasi, misalnya ketika mengikuti proses belajar di sekolah. Pasalnya, anak yang sering dimarahi akan memiliki traumanya sendiri. 

Nah, trauma inilah yang menjadikan anak selalu memikirkannya, baik dalam proses belajarnya di sekolah maupun dalam aktivitas sehari-hari. Dampaknya anak menjadi tidak konsentrasi dalam belajar dan beraktivitas. 

4. Menjadi Pribadi yang Tertutup 

Marah Pada Anak

Dampak negatif marah pada anak lainnya adalah menjadikan anak memiliki pribadi yang tertutup. Kondisi seperti ini bisa terjadi dikarenakan bentuk amarah, baik verbal maupun fisik mendorong anak untuk menutup diri dari lingkungan sosialnya. 

Akibatnya, anak menjadi sulit untuk berinteraksi, seperti dengan orang tuanya sendiri, dengan teman, dan dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Parahnya, anak bisa merasa tidak nyaman dengan lingkungannya. 

5. Membentuk Pribadi yang Pendendam 

Dampak marah pada anak juga bisa membentuk pribadi yang pendendam ya, Moms. Sebabnya adalah amarah yang diterima oleh anak akan sangat membekas dalam ingatan. Nah, ingatan-ingatan yang mengerikan ini kemudian bisa berubah menjadi rasa kecewa atau dendam. 

Rasa kecewa karena dimarahi yang berwujud dendam tersebut biasanya ditujukan kepada orang yang memarahinya, misalnya orang tua. Oleh karena itu, banyak anak yang memiliki dendam terhadap orang tuanya karena sering dimarahi. 

6. Kurang Percaya Diri 

Kurang percaya diri termasuk dampak marah pada anak apabila dilakukan secara terus-menerus. Anak bisa menjadi kurang percaya diri karena selalu merasa takut untuk melakukan setiap hal yang ingin dilakukannya. 

Ketakutan ini disebabkan karena anak sering dimarahi ketika dia melakukan suatu kesalahan dan kegagalan, sehingga tidak percaya diri lagi terhadap kemampuan dalam dirinya. Misalnya, anak menjadi tidak mau mencoba melakukan sesuatu karena takut gagal. 

7. Depresi 

Marah Pada Anak

Masa anak-anak seperti telah sering disebutkan merupakan masa paling rentan untuk mengalami depresi. Moms, tau kan bahwa salah satu penyebabnya depresi adalah karena sering dimarahi. 

Depresi karena sering dimarahi bisa terjadi karena anak memiliki ingatan buruk yang dialami secara terus-menerus. Ketidakmampuan anak menangani hal ini menjadikan anak mengalami depresi. 

Oleh karena itu, depresi merupakan salah satu dampak marah pada anak yang perlu Moms perhatikan. 

8. Menghambat Perkembangan Otak 

Moms, marah pada anak bisa mengakibatkan dampak negatif seperti menghambat perkembangan otak. Hal ini terjadi dikarenakan anak yang sering dimarahi akan memiliki ukuran otak yang lebih kecil dibanding anak yang tidak mengalaminya. 

Adapun bagian otak yang terkena dampak paling parah dari kondisi ini adalah bagian yang berfungsi untuk memproses suara dan bahasa. Pasalnya, secara alami otak memang lebih mudah menerima informasi dan peristiwa negatif dibanding positif. 

Kondisi tersebut menjadikan otak kemudian terhambat perkembangannya karena sering menerima informasi negatif, seperti dalam bentuk amarah, makian, atau tindakan fisik lainnya. 

9. Sulit Bergaul atau Bersosialisasi dengan Lingkungannya 

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa marah pada anak yang terlalu sering bisa membentuk pribadi yang penutup. Apabila dibiarkan terus menerus maka dampaknya tidak hanya itu, akan tetapi juga akan sulit bergaul. 

Anak yang sering dimarahi akan sangat sulit bergaul karena merasa takut bahwa orang lain juga akan memarahinya. Parahnya, jika kondisi ini dibiarkan maka akan berakibat pada kesulitan bersosialisasi dengan lingkungannya. 

10. Menurunnya Nilai Akademik

Marah Pada Anak

Menurunnya konsentrasi termasuk salah satu dampak marah pada anak yang telah disebutkan sebelumnya. Dampak tersebut memiliki kaitan dengan menurunnya nilai akademis anak, terutama di sekolah. 

Pasalnya, anak yang sering dimarahi akan sulit berkonsentrasi terhadap kegiatan belajarnya. Hal ini menjadikan ia tidak bisa mengikuti aktivitas di sekolahnya yang mengakibatkan nilai akademiknya menurun. 

11. Mudah Menyerah 

Dampak marah pada anak juga bisa menjadikan anak memiliki pribadi yang mudah menyerah. Hal ini dikarenakan rasa trauma terhadap kegagalan yang menjadikan ia sering dimarahi membuat anak tidak mau berjuang untuk suatu hal yang diinginkannya. 

Pada beberapa kasus, anak yang sering dimarahi akan sangat mudah menyerah ketika menghadapi masalah yang cukup besar. Parahnya lagi, mereka bahkan bisa frustasi dan depresi karena masalah tersebut.

Akibat dari hal ini adalah anak menjadi sulit untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. 

12. Kesulitan Berkomunikasi

Kesulitan berkomunikasi merupakan dampak marah pada anak yang juga sering terjadi. Pasalnya, anak yang sering dimarahi akan lebih memilih menahan dirinya untuk tidak mengatakan sesuatu yang diinginkannya. 

Kondisi ini disebabkan karena anak merasa takut apabila dia mengungkapkan sesuatu, justru membuatnya dimarahi. Akibatnya, anak menjadi lebih pendiam dan sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain. 

13. Muncul Masalah Kesehatan 

Selain beberapa dampak yang telah disebutkan sebelumnya, marah pada anak juga berdampak pada munculnya masalah kesehatan. Beberapa di antaranya adalah anak jadi kurang tidur, denyut jantung meningkat, dan tidak seimbangnya hormon stres dalam tubuh. 

Berbagai kondisi tersebut bisa terjadi pada anak yang terlalu sering dimarahi, baik karena kesalahannya maupun karena luapan emosi orang tuanya. Terlebih apabila dilakukan secara terus-menerus maka akibatnya tidak hanya pada psikis tapi juga pada fisik anak. 

Cara Mengontrol Emosi Agar Tidak Mudah Marah pada Anak

Mengelola emosi adalah hal penting yang harus dilakukan oleh orang tua ketika anak berbuat ulah.

Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kedua orang tua dalam bersikap terhadap anak.

Terdapat beberapa alasan dimana orang tua tidak bisa mengontrol emosinya pada anak sehingga marah dan melampiaskannya, diantara sebabnya adalah seperti:

  1. Rasa takut: orang tua memiliki rasa takut terhadap sesuatu yang bisa mengakibatkan anaknya mendapat sesuatu yang buruk. Contohnya ketika anak bermain di tempat berbahaya seperti kolam, bermain api, atau lainnya. Orang tua akan marah biasanya karena refleks, terutama jika anak tidak mengindahkan teguran atau peringatan.
  2. Pengaruh Stress: Tidak hanya takut, faktor stress dan banyak pikiran juga bisa memberikan dampak pada orang tua untuk melampiaskan kekesalannya kepada anak. Hal ini terjadi terutama jika anak berbuat salah, walaupun hanya kesalahan sepele.

Agar hal tersebut tidak terjadi, maka sebagai orang tua harus pintar dalam mengelola emosi, bagaimana caranya?

1. Tentukan situasi ketika anda marah

Tetapkan batasan-batasan perilaku mana saja yang perlu ditindak tegas dan mana yang masih bisa dibicarakan secara baik-baik.

2. Tenangkan diri pada saat ingin marah

Ketika mendapati anak melakukan sesuatu yang menjengkelkan dan membuat orang tua naik pitam sehingga akhirnya membentak, maka perlu dihindari luapan emosi yang seperti ini dengan menenangkan diri serta membuat perasaan serileks mungkin.

Cobalah untuk menarik napas dalam dan hembuskan, kemudian ulangi beberapa kali hingga emosi menjadi stabil.

Cara kedua adalah dengan menjauh dulu dari anak, misal kekamar atau keluar rumah, agar lebih tenang, baru mengajak anak berbicara dan memberi arahan.

3. Hindari tindakan kekerasan seperti memukul

Jangan pernah melakukan hukuman fisik seperti memukul. Karena hal ini akan mengajarkan anak-anak bahwa menyakiti orang lain itu diizinkan.

Selain itu, memukul anak juga tidak akan membuat orang tua merasa lebih baik, malah menjadikan perasaan menyesal dan memberikan emosi negatif lainnya.

4. Kendalikan cara berbicara

Semakin tenang dalam berbicara, maka semakin mudah pula dalam mengendalikan emosi, sehingga lebih mudah dalam mengontrolnya.

Hindari kata kata makian dan bentakan yang dapat membuat amarah menjadi semakin meningkat.

Menurut Stanford Children Health memberikan saran untuk menggunakan kata saya dari pada kamu ketika dalam situasi marah.

Contoh: “Mama merasa kesal jika kamu melakukan ini, karena hal ini…”.

Bukan “Dasar Kamu bikin Mama Jadi Stress!”

5. Cobalah untuk menghitung

Selain memberikan arahan secara tegas, orang tua juga bisa menghitung dari hitungan 1 hingga sekian agar bisa mengontrol emosi saat memberi arahan pada anak.

Contohnya: “Coba rapihkan mainannya sekarang, Mama hitung sampai sepuluh, jika sampai hitungan kesepuluh belum rapih, mama tidak membolehkan kamu pakai mainan ini lagi. Satuu… Duaa…”

Apabila masih belum mematuhi perintah yang diberikan, cobalah untuk memberikan lebih tegas tanpa harus membentak anak.

Itulah cara untuk mengontrol emosi agar tidak mudah marah pada anak ya mom’s, karena memarahi anak dapat memberikan dampak negatif terhadap mental anak.

Beberapa dampak marah pada anak perlu Moms ketahui. Dengan mengetahui hal ini maka Moms sebaiknya tidak akan melakukan tindakan, seperti marah pada anak. Apalagi jika dilakukan secara berlebihan. 

Tujuannya adalah untuk menjaga kondisi anak, baik secara psikis maupun secara fisik. Karena dengan tidak melakukan tindakan marah pada anak, Moms sudah berperan dalam membentuk mental anak agar kuat. 

Selain membentuk mental anak yang kuat, Moms juga harus membentuk daya tahan tubuh anak yang kuat. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan Madu Vitummy sebagai vitamin penambah nafsu makan dan daya tahan tubuh. 

Yuk, berikan si kecil Madu Vitummy secara rutin dan dapatkan manfaatnya!

Share:
Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan komentar

Nafsu Makan Naik, Mommy Bebas Panik

Lebih Hemat Rp90.000!

harga vitamin penambah nafsu makan 1 botol
Chat Customer Service
Konsultasi Vitummy
Halo Kak, Promo Madu Vitummy Masih Adakah?