Dampak Stunting Jangka Pendek, Harus Jadi Perhatian Banget, Mom!

dampak stunting jangka pendek

Stunting adalah kondisi yang sangat ditakuti oleh orang tua ya, Moms. Alasannya, kondisi seperti ini bisa dialami setiap anak, terutama yang punya masalah gizi. Selain itu, juga ada banyak dampak negatif stunting bagi kesehatan anak. 

Secara umum, setiap orang tua pasti tahu dampak dampak jangka panjang stunting. Tapi, tahukah Moms akan dampak stunting jangka pendek? Perlu Moms ketahui bahwa ada beberapa dampak yang langsung bisa dialami anak-anak ketika mengalami stunting. 

Nah, artikel ini akan membahas dampak stunting, gejala, dan gizi yang diperlukan untuk mencegahnya. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini! 

Kapan Gejala Stunting Mulai Terlihat? 

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Moms perlu tahu definisi stunting. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laman Kemenkes RI, stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. 

Kondisi tersebut terjadi dikarenakan irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat. Selain itu, juga bisa dikarenakan infeksi berulang atau kronis yang terjadi dalam Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 

Meski demikian, tidak semua balita yang pendek itu stunting ya, Moms. Pasalnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi kondisi tersebut. Oleh karenanya, untuk memastikan bahwa anak mengalami stunting perlu dilakukan oleh profesional kesehatan, misalnya dokter. 

Dampak Stunting Jangka Pendek Apa Saja?

dampak stunting jangka pendek

Selain memeriksakan ke dokter, Moms juga bisa mengidentifikasi gejala-gejalanya terlebih dahulu. Lalu, kapan gejala stunting mulai terlihat? Nah, berikut ada beberapa dampak stunting jangka pendek yang langsung bisa diidentifikasi sebagai gejalanya. 

Perkembangan yang Terhambat 

Dampak stunting jangka pendek yang pertama adalah hambatan perkembangan tubuh pada balita. Dilansir dari laman Dinkes Semarang Kota, dampak ini bisa dilihat dari gangguan pada perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak. 

Kondisi tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama (jangka panjang) untuk mengidentifikasinya ya, Moms. Sebab, anak yang mengalami stunting umumnya langsung menunjukkan gejala seperti yang telah disebutkan. 

Oleh karenanya, hambatan pada perkembangan tubuh balita menjadi dampak stunting yang bisa langsung terlihat. 

Menurunnya Fungsi Kekebalan Tubuh 

Dampak jangka pendek stunting selanjutnya adalah menurunnya fungsi kekebalan tubuh anak ya, Moms. Dilansir dari laman National Institute of Health, salah satu akibat yang langsung bisa dirasakan tubuh ketika mengalami stunting, yaitu gangguan fungsi imun. 

Masalah tersebut terjadi akibat kekurangan gizi kronis. Akibatnya, imun tubuh tidak bisa bekerja sesuai fungsinya. Padahal, anak-anak sangat membutuhkan imun untuk daya tahan tubuhnya dari berbagai patogen penyebab penyakit. 

Oleh karenanya, akibat gangguan fungsi imun tersebut maka tubuh akan mudah terserang penyakit. 

Menurunnya Fungsi Kognitif 

Tidak hanya imun tubuh, fungsi kognitif pada anak juga bisa menurun akibat stunting. Laman Universitas Andalas menyebutkan bahwa fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang dalam mengenal atau mengetahui benda atau keadaan. 

Fungsi tersebut dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang, tidak terkecuali pada anak-anak. Tapi, mereka yang mengalami stunting akan mengalami penurunan dalam fungsi kognitifnya. 

Kondisi fungsi kognitif yang menurun termasuk dampak stunting yang langsung bisa dilihat atau diidentifikasi. Oleh karenanya, Moms perlu sangat memperhatikan fungsi kognitif si Kecil. 

Gangguan Sistem Metabolisme Tubuh 

Terakhir, dampak stunting jangka pendek yang langsung bisa diidentifikasi adalah sering terjadi gangguan metabolisme. Dilansir dari laman UMSU, metabolisme adalah serangkaian proses biokimia yang kompleks dalam tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan dalam menjalankan fungsi-fungsi tubuh. 

Anak-anak yang mengalami stunting biasanya metabolisme dalam tubuh mereka terganggu. Nah, kondisi inilah yang kemudian menghambat pertumbuhan fisik mereka ya, Moms. Akibatnya, mereka menjadi tidak bisa melakukan aktivitas yang dilakukan anak-anak seusianya. 

Oleh karenanya, Moms harus memperhatikan kemampuan si Kecil dalam beraktivitas seperti anak seusianya.

Beberapa gejala tersebut bisa membantu Moms dalam mengidentifikasi gejala stunting mulai terlihat. Sebagai orang tua, Moms tentunya harus mewaspadainya agar si Kecil tidak sampai mengalami stunting. 

Apakah Anak yang Stunting Bisa Kembali Normal? 

Menurut dr. Tan Shot Yen dalam kanal Youtube Tribunnews, stunting pada anak usia lebih dari dua tahun tidak bisa kembali normal. Sebagai Dokter Filsuf Ahli Gizi, ia menambahkan bahwa hal yang bisa dilakukan adalah meminimalkan efek dari stunting. 

Salah satu cara yang bisa Moms lakukan adalah dengan memberikan pendampingan pada anak penderita stunting. Cara ini bertujuan untuk memberikan edukasi-edukasi yang sifatnya stimulasi untuk anak. Lalu, pendamping juga harus melatih aktivitas fisik. 

Pendampingan tersebut akan sangat bermanfaat untuk anak, terutama mencegah dari menderita penyakit tidak menular akibat stunting. Menurut Kemenkes RI, penyakit yang dimaksud seperti obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis. 

Oleh karenanya, jawaban dari pertanyaan tersebut adalah anak stunting tidak bisa kembali normal, dengan catatan apabila usianya lebih dari dua tahun. 

Apakah Semua Anak yang Pendek itu Stunting? 

Seperti yang telah disebutkan, tidak semua anak yang pendek itu stunting ya, Moms. Kemenkes RI menegaskan hal ini dalam lamannya, bahwa tidak semua balita atau anak yang pendek adalah stunting. 

Menurut Kemenkes RI, mereka yang mengalami stunting memiliki gejala berikut. 

Memiliki Badan yang Pendek 

Meskipun tidak semua anak pendek adalah stunting, namun tanda stunting yang pertama adalah mereka yang punya badan pendek. Kondisi ini apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. 

Moms, badan yang pendek pada penderita stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Sebab, fungsi gizi adalah membantu pertumbuhan serta perkembangan tubuh. Apabila asupannya kurang maka baik pertumbuhan dan perkembangannya terhambat. 

Salah satu gejalanya adalah memiliki badan yang pendek. Oleh karenanya, kondisi ini bisa menjadi salah gejala stunting. 

Proporsi Tubuh Tidak Seperti Anak Seusianya 

Anak yang menderita stunting umumnya juga memiliki gejala proporsi tubuh yang tidak sesuai anak seusianya. Hal ini ditandai bentuk tubuhnya yang terlihat lebih kecil atau lebih muda. Penyebabnya tidak lain dikarenakan kurangnya asupan gizi dalam tubuh. 

Berat Badan Kurang 

Akibat asupan gizi yang kurang maka tubuh penderita stunting juga mengalami kurang berat badan. Kondisi ini bisa Moms identifikasi dengan bentuk angka berat badannya yang terus menurun. 

Pertumbuhan Tulang yang Tertunda 

Gejala terakhir anak penderita stunting adalah tertundanya pertumbuhan tulang. Selain disebabkan karena gangguan gizi kronis, kondisi ini juga disebabkan oleh kebutuhan nutrisi tulang yang tidak terpenuhi. Akibatnya, tulang mengalami keterlambatan tubuh yang hasilnya menjadikan penderita tidak mengalami pertumbuhan secara fisik. 

Itulah beberapa gejala yang umum dialami oleh anak-anak penderita stunting. Jadi, Moms sudah tahu bahwa gejalanya tidak hanya tubuh yang pendek, tapi ada beberapa gejala lain yang menyertainya. 

Gizi yang Harus Dipenuhi untuk Mencegah Stunting 

Sebelum terlambat, Moms harus tahu bahwa stunting itu bisa dicegah. Seperti diungkapkan dr. Tan Shot Yen, setiap orang tua punya waktu Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) untuk mencegah stunting. 

Proses pencegahan sangat disarankan bahkan sejak anak masih dalam kandungan ya, Moms. Adapun caranya adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, baik untuk ibunya maupun anaknya. 

Nutrisi yang diperlukan ini erat kaitannya dengan makanan bergizi seimbang. Jadi, perlu Moms ketahui bahwa ada gizi yang harus dipenuhi untuk mencegah stunting. Dilansir dari laman Kemenkes RI, berikut beberapa jenis makanan untuk memenuhi gizi ibu hamil dan bayinya. 

Mengonsumsi Makanan Tinggi Protein 

Kandungan protein yang tinggi dalam makanan sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama setelah bayi lahir. Sebab, fungsi protein bagi tubuh dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak setelah enam bulan. 

Menurut penelitian, asupan protein sebanyak 15% dari total asupan kalori yang dibutuhkan dalam tubuh menghasilkan pertumbuhan yang maksimal. Hasilnya, anak bisa tumbuh tinggi dan tercegah dari stunting. 

Memberikan ASI Eksklusif 

Air Susu Ibu (ASI) adalah asupan gizi terbaik untuk anak-anak ya, Moms. Terlebih apabila Moms memberikan ASI eksklusif hingga umur enam bulan. Pasalnya, terdapat kandungan gizi yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. 

Memberikan ASI secara rutin akan membantu si Kecil kuat terhadap berbagai paparan patogen penyebab penyakit, termasuk mencegahnya dari stunting. 

Mendapatkan Imunisasi Lengkap 

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk melindungi tubuh atau membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Salah satu perlindungan yang dilakukan vaksin, yaitu dapat mencegah stunting. Oleh karenanya, sangat disarankan untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap. 

Mengonsumsi Buah dan Sayur 

Buah dan sayur adalah jenis makanan yang tinggi akan kandungan nutrisi dan nilai gizi. Hal ini membuat konsumsi akan keduanya dapat memberikan banyak manfaat baik bagi tubuh, salah satunya mencegah stunting. 

Itulah beberapa cara mencegah stunting melalui pemenuhan gizi makanan. Selain itu, juga dengan melakukan imunisasi atau lainnya. Nah, cara lain yang bisa Moms lakukan adalah dengan memberikan Vitummy. 

Vitummy adalah madu herbal yang dibuat dari madu hutan asli dan ekstrak bahan alami. Adapun ekstrak yang digunakan, seperti buah pepaya, bawang putih, rimpang temulawak, temu hitam, dan rasa jeruk. 

Berbagai bahan tersebut kemudian diformulasikan sehingga menghasilkan formula Selenium Silver Pro. Formula ini berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan anak dan daya tahan tubuh. Oleh karenanya, memberikan Vitummy secara rutin akan membantu anak meningkatkan nafsu makannya. 

Hasilnya, kebutuhan asupan nutrisi dari makanan bisa terpenuhi, sehingga mencegah anak dari stunting. Yuk, dapatkan produknya sekarang juga melalui website resminya di www.maduvitummy.id

Share:
Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan komentar

Nafsu Makan Naik, Mommy Bebas Panik

Lebih Hemat Rp90.000!

harga vitamin penambah nafsu makan 1 botol
Chat Customer Service
Konsultasi Vitummy
Halo Kak, Promo Madu Vitummy Masih Adakah?