Moms, waspadai jika si kecil mengalami demam tinggi. Bisa jadi itu adalah tanda demam berdarah. Demam berdarah merupakan salah satu isu kesehatan yang sangat serius dan menjadi penyebab kematian anak yang cukup tinggi di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan catatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular atau disingkat sebagai P2PM, hingga September 2022 ada sekitar 87.501 kasus infeksi demam berdarah dan dari jumlah tersebut, ada sekitar 816 pasien meninggal dunia.
Mengerikan bukan?
Lantas, Apa itu Demam Berdarah?
DBD atau demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes aegypti ini biasa berkembang biak di tempat penampungan air buatan, seperti got yang airnya tidak mengalir dengan semestinya, bak, ban bekas, vas bunga, kaleng, dan tempat-tempat yang menyebabkan genangan air.
Gejala Demam Berdarah pada Anak
Gejala demam berdarah pada anak biasanya mulai dirasakan sekitar 4-10 hari setelah digigit nyamuk penyebab demam berdarah. Gejala ini akan berlangsung sekitar 2-7 hari dengan gejala awal berupa demam tinggi hingga mencapai 40°C.
Demam ini akan terjadi sekitar 3-4 hari dan tidak dapat disembuhkan dengan paracetamol biasa. Selain demam tinggi, anak pun biasanya akan mengalami beberapa gejala lain, seperti:
- Sakit kepala yang sangat berat
- Muka kemerahan
- Hilang nafsu makan
- Nyeri sendi, otot, dan tulang
- Mual dan muntah
- Bintik-bintik merah (biasanya dimulai pada hari ketiga)
Setelah melalui fase demam tinggi, anak yang terkena demam berdarah akan memasuki fase kritis. Fase kritis ini biasanya berlangsung selama dua hari.
Penting untuk diketahui, bahwa pada fase kritis, anak sangat berisiko mengalami demam berdarah yang berat. DBD berat ini dapat menyebabkan kebocoran pembuluh darah, penumpukan cairan pada rongga perut atau paru-paru, hingga berbagai pendarahan yang sangat berat.
Gejala demam berdarah berat ini biasanya berupa:
- Sakit perut yang sangat parah
- Mual dan muntah secara terus-menerus
- Gusi berdarah
- Sesak nafas
- Kelelahan dan gelisah
- Tangan dan kaki terasa basah dan dingin
Jika si kecil mengalami salah satu gejala di atas, segeralah bawa ia ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis guna mencegah adanya komplikasi yang dapat berakibat fatal.
Cara Mencegah Demam Berdarah pada Anak
Moms, cara mencegah DBD yang paling efektif adalah dengan membasmi sarang nyamuk menggunakan metode 3M+, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas.
- Menguras adalah kegiatan membersihkan tempat yang sering digunakan sebagai tempat penampungan air, atau tempat yang menimbulkan genangan air. Contohnya adalah bak mandi, tong air, tempat sampah, gelas plastik bekas minuman, dan lain sebagainnya.
- Menutup merupakan kegiatan menutup rapat tempat penampungan air, seperti menutup bak penampungan air, atau membalikan wadah yang berisiko dapat menimbulkan genangan air, seperti tong dan wadah sampah terbuka.
- Mendaur ulang merupakan kegiatan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Sedangkan (+) atau plus pada metode 3M merupakan kegiatan pencegahan lainnya, seperti:
- Menaburkan bubuk larvasida ke dalam tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, misalnya sumur.
- Menggunakan kelambu saat tidur atau antinyamuk pada ventilasi pintu atau jendela.
- Menggunakan obat nyamuk sesuai petunjuk, misalnya obat nyamuk semprot maupun yang dioleskan.
- Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk pada kolam penampungan air.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti bunga lavender atau lemon balm.
Selain program 3M plus, Badan Kesehatan Dunia atau WHO juga menyatakan bahwa untuk melakukan upaya pengendalian DBD maka diperlukan vaksinasi DBD.
Sayangnya, vaksin ini belum masuk ke dalam program imunisasi nasional dan hanya bisa didapatkan di beberapa klinik atau rumah sakit tertentu.
Namun, sebelum memutuskan untuk melakukan vaksinasi, perlu diketahui bahwa vaksin ini masih memiliki beberapa kekurangan, seperti:
- Lebih aman untuk anak usia 9 tahun ke atas dan orang dewasa.
- Hanya efektif pada beberapa kelompok tertentu (orang yang pernah terinfeksi dengue sebelumnya).
- Perlindungan vaksin tidak bersifat total,
- dan harganya mahal.
Lantas Bagaimana Cara Mengatasi Gejala DBD pada Anak?
Menurut beberapa artikel, ternyata belum ada obat khusus untuk mengatasi DBD. Jika si kecil mengalami DBD, gunakanlah obat pereda nyeri seperti asetaminofen atau parasetamol.
Hindari pemberian obat-obatan yang mengandung aspirin atau ibuprofen karena dapat mempengaruhi kadar trombosit dalam darah dan meningkatkan risiko perdarahan.
Selain itu, untuk meredakan gejala demam berdarah, pastikan si kecil beristirahat penuh, meminum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi, memberikan makanan yang kaya akan gizi untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh anak, dan berkonsultasi dengan dokter.
Selama di rawat di rumah, moms harus terus memperhatikan setiap gejala yang muncul pada si kecil ya.
Jika kondisi si kecil semakin memburuk, maka segeralah membawanya ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih lanjut.
Masalahnya, pada beberapa kasus DBD yang parah, pasien mungkin membutuhkan beberapa penanganan lebih, seperti:
- Suplementasi cairan intravena (IV) atau cairan infus, jika memang pasien tidak dapat mengonsumsi cairan melalui mulut,
- dan transfusi darah.
Itulah beberapa informasi tentang demam berdarah pada anak. Selain menjalankan program 3M plus, selalu berikan Madu Vitummy setiap pagi dan malam sebelum tidur.
Madu Vitummy terbuat dari madu dan ekstrak tanaman herbal pilihan, seperti ekstrak bawang putih, buah pepaya, temulawak, dan rimpang temu hitam, yang dipercaya ampuh meningkatkan nafsu makan, memelihara kesehatan pencernaan, dan mencegah anak cacingan. Dengan Madu Vitummy, nafsu makan anak naik, daya tahan tubuh ikut naik.
Yuk selalu sedia Madu Vitummy di rumah!