Hiperhidrosis atau keringat berlebih merupakan kondisi ketika kelenjar keringat memproduksi keringat secara berlebih meski tubuh tidak melakukan aktivitas fisik atau berada dalam lingkungan dengan suhu normal.
Biasanya, pakaian yang dikenakan oleh pengidap hiperhidrosis akan cepat basah dan menimbulkan bau keringat. Kondisi ini kerap menimbulkan rasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri.
Lantas apa saja penyebab keringat berlebih? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Penyebab keringat berlebih
Berdasarkan penyebabnya, keringat berlebih dibagi menjadi dua, hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder. Hiperhidrosis primer terjadi saat produksi keringat berlebih disebabkan oleh faktor keturunan atau faktor yang belum diketahui penyebabnya.
Umumnya, hiperhidrosis primer terjadi pada area telapak tangan, telapak kaki, dan kadang-kadang di area wajah.
Para ahli menduga bahwa hiperhidrosis primer berkaitan erat dengan faktor genetik atau akibat turunan. Gejala hiperhidrosis primer ini bisa muncul sejak kecil atau ketika telah menginjak usia dewasa.
Sedangkan faktor penyebab hiperhidrosis sekunder, keringat berlebih disebabkan oleh masalah kesehatan atau konsumsi obat-obatan tertentu. Seperti:
Kelebihan berat badan atau obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan penyebab keringat berlebih yang paling umum terjadi. Tubuh pengidap obesitas memiliki jaringan lemak yang tebal dan menyimpan panas lebih banyak, terutama pada daerah yang memiliki lipatan.
Selain itu, penderita kelebihan berat badan perlu membakar lebih banyak kalori atau energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Menopause
Keringat berlebih kerap terjadi pada wanita yang mengalami menopause, terutama pada malam hari. Ketika menopause, hormon-hormon dalam tubuh mengalami perubahan yang berdampak pada hormon tiroksin (yang mengatur suhu tubuh) sehingga tubuh mengeluarkan keringat berlebih.
Hipertiroid
Penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar hormon tiroid di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti jantung berdebar, tangan gemetar, dan penurunan berat badan secara drastis.
Ketika seseorang mengalami kondisi hipertiroid, tubuh akan memproduksi hormon tiroksin secara berlebih. Hormon tiroksin ini berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Jika kadar hormon tiroksin tinggi, maka akan meningkatkan metabolisme tubuh seseorang dan menyebabkan keringat berlebih.
Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan kondisi penurunan kadar gula darah. Kondisi ini terkadang menjadi penyebab keringat berlebih di malam hari akibat penggunaan insulin atau obat diabetes seperti gliclazide.
Demam
Penyebab keringat berlebih juga dapat disebabkan oleh demam. Ketika demam, tubuh harus lebih banyak mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh secara alami. Jika suhu tubuh terlalu panas (terutama bila suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius) dapat menyebabkan kondisi heatstroke atau sengatan panas.
Penyakit Tuberkulosis (TBC)
Keringat berlebih merupakan salah satu gejala penyakit TBC. Umumnya, penderita TBC akan mengalami keringat berlebih di malam hari sampai menyebabkan bantal dan baju basah kuyup meskipun udara sedang dingin.
Keringat berlebih pada penderita ini biasanya akan disertai dengan batuk secara terus-menerus, batuk darah, penurunan berat badan, sesak, dan penurunan nafsu makan.
Kanker
Beberapa penyakit kanker seperti kanker hati, leukemia, limfoma, dan kanker tulang dapat menjadi penyebab keringat berlebih pada pengidapnya.
Konsumsi obat-obatan
Ketika mengonsumsi obat-obatan tertentu, tubuh biasanya mengeluarkan keringat berlebih. Hal ini wajar terjadi sebagai cara tubuh dalam mengeluarkan sisa panas, sisa metabolisme, atau bahkan sebagai detox alami tubuh. Beberapa jenis obat tersebut di antaranya, paracetamol, antibiotik, antivirus, antinnyeri, antidepresan, dan obat kemoterapi.
Selain yang telah disebutkan di atas, penyebab keringat berlebih juga dapat disebabkan oleh stress, gangguan kecemasan, dan disautonomia (kondisi medis akibat masalah pada sistem saraf otonom).
Gejala Keringat Berlebih
- Keluar keringat saat udara tidak panas.
- Keluar keringat meski tidak melakukan aktivitas.
- Keluar keringat dari telapak tangan.
- Baju basah ketika bagun tidur akibat keringat berlebih.
Komplikasi Keringat Berlebih
- Keringat berlebih dapat menyebabkan pori-pori kulit terbuka sehingga memicu iritasi kulit.
- Area lipatan kulit biasanya sangat lembab sehingga rentan tumbuh kuman dan jamur.
- Keringat berlebih dapat menimbulkan bau badan sehingga mengurangi rasa percaya diri dan tentunya mengganggu aktivitas.
- Tangan yang berkeringat biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas harian.
Cara Mengatasi Keringat Berlebih
- Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
- Mandi dengan menggunakan sabun antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau keringat.
- Hindari makanan pedas dan minuman panas karena dapat menyebabkan tubuh berkeringat.
- Kurangi asupan kafein.
- Minum air yang cukup untuk mengganti cairan tubuh yang keluar.
- Atur pola makan. Pola makan dapat mempengaruhi jumlah keringat yang dikeluarkan oleh tubuh.
- Menjaga berat badan.
Itulah informasi penyebab keringat berlebih dan cara mengatasinya. Keringat berlebih dapat dicegah tergantung dengan penyebabnya.
Jika penyebab keringat berlebih adalah gangguan medis seperti diabetes, maka pengobatan keringat berlebih adalah dengan menggunakan pengobatan diabetes.
Jika keringat berlebih disebabkan oleh kondisi psikologis seperti stress dan gangguan kecemasan, maka keringat berlebih dapat dicegah dengan cara mengontrol stress.
Keringat berlebih dapat mengundang bakteri pada tubuh, untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar kuat melawan virus atau bakteri, konsumsi Madu Vitummy setiap pagi dan malam sebelum tidur. Dengan Madu Vitummy, anak sehat aktif, mommy bebas panik.